Salin Artikel

Kunjungi Australia, Jokowi Juga Diskusi soal Ibu Kota Baru

Pertemuan kedua negara akan diisi dengan berbagai kegiatan di bidang politik maupun ekonomi.

"Kunjungan presiden ini ada beberapa makna yang penting, tahun ini adalah 70 tahun hubungan Indonesia-Australia. Hari pertama besok adalah penyambutan kenegaraan yang akan dilakukan di Government House yang akan diteruskan dengan pertemuan dengan gubernur jenderal dan jamuan makan kenegaraan," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Canberra, Sabtu (8/2/2020).

Ia menyampaikan hal itu dalam konferensi pers yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Perhubungan Budi Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Duta Besar Indonesia untuk Australia Kristiarto S Legowo.

"Acara kedua yang akan dilakukan presiden adalah adalah mengunjungi Mount Ainslie itu adalah tempat agak tinggi. Di situ kita akan dapat melihat dari atas Canberra karena Canberra sebagai ibu kota baru sehingga presiden juga akan berdiskusi mengenai masalah pembangunan ibu kota baru," kata dia.

Ibu kota Australia sebelum Canberra adalah Melbourne di sisi barat daya sekitar 662 kilometer pada daratan yang sama.

Dari semua kota utama Autralia yang terdiri dari enam negara bagian, Canberra yang berada di dalam Kawasan Ibu kota Australia di negara bagian New South Wales adalah yang paling muda usianya, yaitu berdiri sejak 1913.

Mount Ainslie sesungguhnya adalah suatu bukit dengan ketinggian 843 meter dari permukaan laut, di bagian timur laut Canberra dan merupakan bagian dari Canberra Nature Park.

Lokasi itu termasuk tujuan wisata cukup populer karena menawarkan pemandangan ke pusat Kota Canberra terutama saat matahari terbenam.

"Acara ketiga atau acara terakhir untuk besok adalah jamuan makan malam oleh perdana menteri dan pada saat jamuan makan malam besok akan sudah akan mulai membahas beberapa isu bilateral tapi karena jamuan makan malam sifatnya akrab akan banyak hal-hal yang akan dibahas di situ," kata Marsudi.

Sementara itu, pada Senin (10/2/2019), kata dia, agenda Jokowi pun cukup padat dengan dimulai dari pertemuan tete a tete (empat mata) dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan penandatanganan dua nota kesepakatan.

"Pertama adalah rencana aksi kesepakatan kemitraan strategis 2020-2024 dan kedua kerja sama di bidang perhubungan. Setelah itu presiden dan perdana menteri akan melakukan pernyataan pers dan akan ada beberapa kunjungan kehormatan, yaitu oleh ketua oposisi Australia, ketua parlemen dan ketua senat Australia," kata Marsudi.

Jokowi rencananya menyampaikan pidato di Gedung Parlemen Australia.

"Bapak Presiden akan memberikan pidato di hadapan anggota parlemen Australia, terakhir presiden akan menghadiri Indonesia-Australia business roundtable di hotel," kata Marsudi.

Semua kegiatan tersebut juga demi terwujudnya peta jalan dari IA-CEPA hingga 2024.

"Presiden datang setelah ratifikasi IA-CEPA dan hingga lima tahun ke depan kita sudah punya sebuah peta jalan yang jelas karena rencana aksi sudah ditandatangani sehingga kalau pilar ekonomi jelas mau ke mana, pilar lain juga akan jelas. Ke depan harapannya adalah hubungan antara Indonesia-Australia semakin kuat dan saling menguntungkan," kata dia.

Menurut Legowo, Jokowi merupakan presiden ke-12 yang akan berpidato di hadapan Parlemen Australia.

Adapun DPR resmi mengesahkan UU Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) pada 6 Februari 2020.

Ratifikasi itu menyusul penandatanganan kesepakatan IA-CEPA kedua negara yang dilakukan pada 4 Februari 2019 yang sudah dibicarakan selama sembilan tahun.

Dalam perjanjian yang telah ditandatangani itu, Indonesia akan memangkas bea impor sebesar 94 persen untuk produk asal Negeri Kanguru secara bertahap.

Sebagai gantinya, 100 persen bea impor produk asal Indonesia yang masuk ke Australia akan dihapus.

Salah satu keuntungan Indonesia yakni dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia sebanyak 6.474 pos menjadi nol persen.

Produk-produk Indonesia yang ekspornya berpotensi meningkat adalah produk otomotif, khususnya mobil listrik dan hibrida karena IA-CEPA memberikan persyaratan kualifikasi konten lokal yang lebih mudah untuk kendaraan listrik dan hybrid asal Indonesia dibandingkan negara lainnya.

Produk-produk Indonesia lain yang berpotensi meningkat ekspornya yaitu kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan, permesinan, dan peralatan elektronik.

Selain itu, di sektor perdagangan jasa, Indonesia akan mendapatkan akses pasar di Australia seperti kenaikan kuota visa kerja dan liburan yaitu dari 1.000 visa menjadi 4.100 visa di tahun pertama implementasi IA-CEPA dan akan meningkat sebesar lima persen di tahun-tahun berikutnya.

Indonesia juga akan mendapatkan berbagai program peningkatan kualitas sumber daya manusia, seperti program magang yang dibuat berdasarkan kebutuhan sektor industri dan ekonomi Indonesia, namun berkaitan langsung dengan investasi Australia di sektor pendidikan kejuruan.

https://nasional.kompas.com/read/2020/02/08/21074281/kunjungi-australia-jokowi-juga-diskusi-soal-ibu-kota-baru

Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke