Sebab, ketika figur seorang petahana begitu kuat di daerah, partai-partai cenderung akan melakukan borongan memberi dukungan.
"Di 270 daerah kan ada potensi 230 petahana yang maju. Dan ini jangan dipandang soal petahananya saja. Tapi merupakan sinyal potensi calon tunggal, " ujar Abhan dalam konferensi pers di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020).
Selain itu, Abhan juga mengingatkan tren calon tunggal di pilkada yang selalu mengalami kenaikan.
Pada 2015, kata dia, ada 3 calon tunggal di pilkada.
Kemudian pada 2017, jumlah calon tunggal naik menjadi 9 orang.
Terakhir, pada pilkada 2018 tercatat ada 16 orang calon tunggal.
Merujuk kondisi ini, Abhan pun mencontohkan dampak yang terjadi pada pilkada dengan calon tunggal.
"Kita bisa belajar dari kasus di Kota Makassar, yang mana calon tunggal kalah yang menang kotak kosong," katanya.
Dia menilai, kondisi ini merupakan persoalan serius untuk demokrasi.
"Kita sudah mengeluarkan biaya banyak tapi yang menang kotak kosong. Maka kita harap partai bisa hadirkan calon-calon terbaik untuk maju di pilkada 2020," tambah Abhan.
Sebelumnya, anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo mengatakan ada potensi sebanyak 230 petahana yang akan mengikuti pilkada 2020.
Dia menyebut persentase potensi petahana yang kembali maju mencapai 85, 18 persen.
"Berdasarkan penelusuran kami, ada potensi 230 petahana maju kembali mengikuti pilkada. Jumlah tersebut setara dengan 85,18 persen," ujar Ratna dalam konferensi pers di Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020).
Sementara itu, calon kepala daerah pendatang baru atau nonpetahana diperkirakan hanya ada 39 orang atau 14,82 persen.
Ratna mengakui jumlah ini berbeda dengan data yang diungkap oleh Kemendagri bahwa ada 224 petahana berpotensi ikut pilkada 2020.
"Kalau kami, kan yang kami sebut petahana kan bukan berarti harus kepala daerah, tapi bisa juga wakilnya. Mungkin misalnya gubernurnya tidak maju lagi, tapi wakilnya bisa maju," lanjut Ratna.
Ratna menuturkan ke-230 petahana itu baru menjabat sebagai kepala daerah selama satu periode.
Sehingga, masih memenuhi syarat untuk kembali maju di pilkada.
"Jadi potensi itu kan bisa mendaftar (sebagai calon kepala daerah) dan bisa juga enggak. Mengapa kami bilang potensi? Sebab meraka baru satu kali jabat. Masih bisa maju lagi," tutur Ratna.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/31/19031091/ketua-bawaslu-banyak-petahana-maju-pilkada-jumlah-calon-tunggal-diperkirakan