"Ada 14.000 tenaga kesehatan yang melakukan upaya-upaya penanggulangan," ujar Oscar di Kantor Kemenko Bidang PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Jumlah tenaga medis yang diterjunkan itu tersebar di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Oscar Pribadi menjamin bahwa setiap posko pengungsian di tiga provinsi tersebut terdapat petugas tenaga kesehatan.
Dia mengatakan, tenaga medis itu juga bekerja sama dengan masing-masing Dinas Kesehatan (Dinkes). Salah satunya upayanya adalah pemenuhan gizi bagi pengungsi.
"Yang paling penting dari pasca-banjir ini, kita juga mengantisipasi terhadap penyakit-penyakit kurap, diare, demam berdarah dan seterusnya," kata Oscar.
Sementara itu, Menko Bidang PMK, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa setiap kementerian dan lembaga negara mengeluarkan bantuan, baik yang sifatnya finansial maupun non-finansial.
"Kita belum punya hitungan, dari Kemensos Rp 7,9 miliar, kemudian dari Kemendikbud berupa bantuan-bantuan school kids dan alat-alat belajar, sudah diturunkan. Kemenkes berapa? yang jelas cukup besarlah bantuan dari pusat," kata Muhadjir.
Sebelumnya, berdasarkan data BPBD, enam hari pasca-banjir dan longsor, tercatat sebanyak 67 korban melayang dan satu orang hilang.
Dalam bencana yang terjadi di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, sekitar 293 kelurahan dan 74 kecamatan ikut terdampak.
Sementara, jumlah pengungsi di wilayah Jabodetabek dan Banten menembus angka 35.502 jiwa.
Adapun sebaran data korban di masing-masing wilayah, di antaranya jumlah pengungsi di Jakarta sebanyak 3.685 jiwa dan meninggal dunia 16 orang.
Kemudian di Jawa Barat, terdapat 15.400 pengungsi dan 31 orang meninggal dunia.
Sedangkan, jumlah pengungsi di Banten mencapai 16.821 jiwa, 20 orang meninggal dunia dan satu hilang.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/07/15415741/kemenkes-terjunkan-14000-tenaga-medis-ke-wilayah-terdampak-banjir-dan