Baidowi menyebut, salah satu peristiwa yang menunjukan rentannya aktivitas kelompok radikal ialah penusukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, baru-baru ini.
"Sebenarnya beberapa waktu terakhir kita cukup dikagetkan dengan penusukan Menko Polhukam Pak Wiranto. Ternyata setelah ditelusuri, pelaku terafiliasi kepada kelompok-kelompok radikal yang mengarah ke aksi terorisme," kata Baidowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Menurut Baidowi, setelah ditelusuri, akar radikalisme tersebut sendiri adalah pemahaman seseorang terhadap keagamaan.
Mereka yang terpapar paham radikal umumnya hanya merujuk kepada norma-norma agama yang sifatnya konfrontatif.
"Ayat-ayat peranglah, ataupun hadits-hadits yang merujuk kepada peperangan, padahal situasi serta kondisinya berbeda pada saat ini," ujar Baidowi.
Baidowi melanjutkan, meskipun Fachrul Razi datang dari kalangan militer, dalam perjalanannya, ia kerap mengisi kegiatan-kegiatan keagamaan, baik itu di lingkungan ketentaraan, kedinasan, maupun organisasi masyarakat.
Fachrul kerap menyampaikan pidato yang sifatnya mengajak toleransi, menghargai pluralisme serta semangat keagamaan. Paham seperti itulah yang nantinya akan diluruskan oleh Fachrul.
"Itu yang harus diluruskan, Pak Fachrul Razi rupanya punya pengalaman seperti itu," kata Baidowi.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/24/17054251/fachrul-razi-jabat-menag-ppp-kaitkan-dengan-penusukan-wiranto