Korban bernama Akbar Alamsyah (19) tersebut dalam kondisi koma di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
"Pada saat kami datang ke RSPAD, kondisinya yang bersangkutan itu kan masuk ke, bukan ICU ya, semacam kayak ICU, yang memang yang bersangkutan itu tidak sadarkan diri alias koma," kata Kepala Divisi Hukum dan Advokasi Kontras Putri Kanesia ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (8/10/2019).
Selain itu, kondisi ginjal Akbar bermasalah sehingga harus dilakukan proses cuci darah atau hemodialisis. Penyebab ginjal Akbar luka, kata Putri, masih dicari tahu oleh dokter.
Ia juga menyampaikan, berdasarkan pengamatan Kontras, kepala Akbar diperban dan terlihat membengkak, bibir bengkak, serta hidung yang berdarah.
Putri menyampaikan bahwa Akbar awalnya dirawat di Rumah Sakit Pelni, kemudian dipindah ke Rumah Sakit Bhayangkara, hingga akhirnya ke RSPAD.
Akbar, kata dia, dirawat di RS Pelni 25 September 2019 malam. Kemudian, korban menerima perawatan di RSPAD sejak 29 September 2019.
Berdasarkan keterangan keluarga, kata Putri, pihak Polri memberi surat untuk membiayai pengobatan Akbar selama tiga bulan.
"(Surat pemberitahuan pembiayaan Akbar) dari kepala RS Bhayangkara ke RSPAD. Kalau suratnya kita tidak melihat langsung karena memang keluarga yang melihat tapi keluarga sempat memfoto dan kami diinformasikan pihak keluarga," ujar dia.
Putri menyampaikan bahwa menurut pihak keluarga, Akbar tidak terlibat dalam aksi demo tersebut. Saat itu, Akbar menonton demo itu.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/08/18443471/temuan-kontras-1-remaja-koma-diduga-korban-demo-di-depan-dpr