"Tentu kami simpati dan menyampaikan duka cita atas meninggalnya," kata Kalla di sela Sidang Umum PBB di New York, AS (26/9/2019), melalui rekaman video dari Sekretariat Wakil Presiden.
"Memang risiko dari suatu gerakan massa yang besar yang kemudian berubah menjadi agak keras, risikonya ada," ujar dia.
Ia mengatakan, dalam aksi unjuk rasa, biasanya massa dan polisi sama-sama tersulut emosi lantaran suasana tak terkendali.
Karena itu, ia meminta mahasiswa dan polisi saling menjaga suasana agar tetap kondusif dalam unjuk rasa.
"Jangan lupa juga, polisi atau aparat keamanan juga masyarakat biasa. Kadang kalau sudah lelah juga mungkin emosi. Sama-sama emosi atau apalagi kalau diejek-ejek, kadang-kadang timbul secara emosional. Jadi masing-masing menjaga lah," kata Kalla.
Sebelumnya diberitakan, aksi demo mahasiswa menolak sejumlah rancangan undang-undang di Gedung DPRD Provinsi Sultra, Kamis (26/9/2019) menelan korban.
Satu mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari bernama Randi (21) dinyatakan meninggal karena mengalami luka tembak di dada sebelah kanannya.
Mahasiswa semester 7 itu dilarikan ke Rumah Sakit Korem pada pukul 15.30 Wita, dan dinyatakan meninggal pada pukul 15.45 Wita.
Menyusul Randi, rekannya bernama Yusuf Kardawi (19) juga meninggal dunia akibat luka berat yang dialami saat demonstrasi berujung kerusuhan itu.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/27/15424861/wapres-sampaikan-belasungkawa-atas-meninggalnya-2-mahasiswa-uho