Nama mantan Gubernur DKI Jakarta itu disebut setelah Megawati mengucapkan terima kasih atas kedatangan para politisi senior PDI-P, termasuk tamu spesial kongres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Basuki Tjahaja Purnama, karena sudah jadi kader PDI Perjuangan," ucap Megawati, Kamis (8/8/2019).
Pria yang akrab disapa Ahok itu lantas berdiri, kemudian membungkuk seperti memberikan hormat.
"Ada yang bilang, jangan dong panggil Pak Ahok lagi. Saya bilang ya emang namanya begitu. Pak Purnama, Pak Purnama, apa kabar...," kata Megawati yang disambut tawa kader dan undangan.
"Ya kan senang ya kalau tertawa ya."
Kongres V merupakan kali pertama Ahok mengikuti perhelatan besar yang diselenggarakan partai berlambang banteng itu.
Sebab, Ahok baru bergabung sebagai kader partai banteng setelah bebas dari penjara pada Januari 2019 lalu.
Ahok mengaku terkesima dengan suasana Kongres yang digelar di Grand Inna Bali Beach, Sanur.
Ahok mengatakan, suasana kongres tersebut seolah-olah menumbuhkan perasaan nasionalisme dan patriotisme di dalam dirinya.
"Perasaannya kita ada patriotisme ya, dengan melihat pidato beliau, diputernya (film) Bung Karno dan segala macam, partai ini sangat ideologis dan jelas nasionalis," kata Ahok selepas acara pembukaan kongres.
Ia juga mengagumi pidato yang disampaikan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang menurutnya membangkitkan semangat para kader.
"Saya memilih partai yang kita tidak mau tawar menawar. Jadi republik ini nasionalis. Saya kira rasa itu seperti itu. Pidato Ibu luar biasa, membangkitkan semangat kita," ujar dia.
Ahok mengaku bersyukur ketika namanya disinggung dalam pidato politik Mega. Namun, ia enggan berspekulasi mengenai peluangnya masuk dalam bursa menteri Jokowi.
"Saya enggak tahu. Itu hak prerogatif presiden. Saya enggak tahu. Itu urusan Presiden," kata Ahok lagi.
Maksud Megawati
Wakil Sekjen PDI-P Eriko Sotarduga menilai, momen Ahok yang disebut secara khusus oleh Megawati saat kongres menunjukkan nilai kesetiaan yang dimiliki oleh partainya.
Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok didukung oleh PDI-P sebagai calon gubernur. Namun Ahok gagal terpilih karena tersangkut kasus hukum ketika itu.
"Dan kita tidak pernah meninggalkan beliau dan tidak pernah mengatakan bahwa karena ada hal seperti itu (kasus hukum), dia bukan bagian kita. Nah itu yang ingin ditunjukkan oleh ketua umum kami," kata Eriko.
Di sisi lain, lanjut Eriko, Megawati ingin mengingatkan soal prinsip toleransi dan saling menghormati di tengah segala perbedaan.
Apalagi, belakangan politik identitas dinilai semakin menguat.
"Dalam hal ini, Ibu (Megawati) mau mengingatkan, di tengah esensi berbagai perbedaan, di tengah problem radikalisme, problem politik identitas, kita tidak boleh mengabaikan yang namanya prinsip kita saling menghargai, saling bertoleran, saling menghormati," tutur dia.
Saat ditanya soal karier politik di PDI-P, Eriko mengaku Megawati belum memiliki rencana apapun bagi Ahok.
Eriko menuturkan, saat Ahok bertemu dengan Megawati, tidak ada pembicaraan soal politik yang mengemuka dalam pertemuan itu.
"Belum ada (rencana politik). Karena saya dampingi beliau waktu bertemu dengan Ibu Mega. Tidak ada," ucap Eriko.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/09/08421351/saat-kali-pertama-ahok-hadir-di-kongres-pdi-p