"Saya berharap kasus ini tidak diperkeruh dengan spekulasi, tapi betul-betul ada upaya pembuktian yang sungguh-sungguh yang mengikuti aturan pembuktian yang ada," ujar Novel saat ditemui di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (10/7/2019).
Jika hanya spekulasi dan pelakunya tetap tidak terungkap, kata Novel, pengusutan yang dilakukan bakal sia-sia. Adapun Novel mengaku masih pesimistis TGPF bisa mengungkap kasus penyiraman air keras terhadapnya.
Novel menyatakan, pengungkapan laporan penyelidikan TGPF yang akan dipaparkan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian akan menjadi sebuah pertaruhan.
"Ya tentunya saya harap hasil yang ditemukan betul-betul signifikan dan positif. Dan berulang kali saya sampaikan, pengungkapkan kasus ini bukan sekadar membalas orang yang berbuat, melainkan setidaknya jangan sampai terjadi serupa ke pegawai KPK," paparnya kemudian.
Menyerang pegawai KPK, seperti diungkapkan Novel, adalah upaya untuk menggagalkan pemberantasan korupsi. Maka dari itu, ia berharap kasus yang menimpanya tak terulang kembali.
Sebelumnya, masa kerja TGPF dalam mengungkap penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan telah berakhir.
Tim yang memiliki tenggat waktu selama enam bulan itu berakhir pada 7 Juli 2019.
Pada Selasa (9/7/2019) kemarin, tim tersebut telah menyerahkan laporan hasil investigasi kepada Kapolri selaku pemberi mandat. Hasil investigas TGPF baru akan disampaikan ke publik pada pekan depan.
Salah seorang anggota TGPF kasus Novel Baswedan, Hendardi, mengatakan, dari hasil investigasi itu ada dugaan bahwa kasus penyerangan Novel Baswedan berlatar belakang politik.
"Tentu saja ini bukan perkara biasa, bukan perkara pembunuhan biasa di pinggir jalan tapi perkara yang melibatkan, saya kira orang yang juga bisa kita kategorikan sebagai ada latar belakang politik. Tentu saja untuk itu, karena itu kami berkepentingan juga mencari motif-motif di balik itu semua," kata anggota tim gabungan Novel Baswedan, Hendardi, saat konferensi pers di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa.
Pada 11 April 2017 silam, seusai melaksanakan shalat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya, Novel tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.
Cairan itu mengenai wajah Novel. Kejadian tersebut berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak. Tak seorang pun yang menyaksikan peristiwa tersebut.
Sejak saat itu, Novel menjalani serangkaian pengobatan untuk penyembuhan matanya. Ia harus beberapa kali bepergian dari Indonesia ke Singapura untuk menjalani pengobatan. Selama dua tahun, kasus ini belum tuntas.
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/10/17423941/novel-minta-kasus-yang-menimpanya-tak-diperkeruh-dengan-spekulasi