Salin Artikel

Jaksa Ungkap Kata "Silent" dan "Jumat Keramat" dalam Percakapan Staf Khusus Menag dan Haris Hasanuddin

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap adanya kata "Silent" dan "Jumat Keramat" dalam percakapan staf khusus Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gugus Joko Waskito dan terdakwa Kakanwil Kemenag Jawa Timur, Haris Hasanuddin.

Percakapan itu tertanggal 2 Oktober 2018 lewat aplikasi Whatsapp.

"Itu ada saudara katakan 'Nama lengkap njenengan, NIP dan jabatan sekarang tolong dikirimkan ke saya'. Kemudian Pak Haris mengirimkan nama lengkap dan sebagainya kemudian saudara menyampaikan ini, 'silent ya'. Maksudnya apa saudara sampaikan itu?" tanya jaksa Wawan Yunarwanto ke Gugus di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Menurut Gugus, hal itu disampaikan mengingat belum tentu ada pergantian Kakanwil Jawa Timur. Menteri Lukman saat itu masih belum memastikan adanya pergantian tersebut. Oleh karena itu, Gugus meminta Haris untuk diam agar informasi itu tidak tersebar.

"Kan saudara tidak menyampaikan juga kepentingan Pak Menteri minta nomor NIP-nya Pak Haris akan dijadikan sebagai Plt kan? Kenapa kok saudara bilang silent? Wong minta aja kan seharusnya biasa aja," tanya jaksa Wawan.

"Ya supaya tidak bocor kemana-mana saja," kata Gugus.

Kemudian, jaksa menunjukkan percakapan lain yang memuat kata "Jumat Keramat".

"Ini terakhir, '5 Oktober Jumat Pon Jumat Keramat' maksudnya apa?" tanya jaksa Wawan.

"Jadi kebiasaan seringkali di Kemenag itu kalau ada rotasi pejabat atau pelantikan biasanya hari Jumat makanya saya prediksi kalau kemungkinan Pak Samsul (Kakanwil Kemenag Jatim sebelum Haris) ini kalau Jumat ini kayaknya diganti," kata Gugus.

Gugus mengaku hal itu hanya sebatas prediksinya saja. Jaksa Wawan pun menganggap keterangan Gugus aneh.

"Kan saudara menyampaikan itu pasti ada sebabnya. Menyampaikan ke Haris bahwa tanggal 5 Oktober, Jumat Pon, Jumat Keramat itu kan ada sebab-sebabnya, apalagi Pak Haris enggak nanya. Saudara malah yang aktif menyampaikan," ujar jaksa Wawan.

Gugus lagi-lagi kembali mengaku hal itu sebatas prediksi saja.

"Iya kan jadi aneh. Kemudian Pak Haris menyampaikan, 'Masya Allah mugi barokah mohon terus pendampingan dan arahannya', betul ya?" tanya jaksa Wawan lagi.

"Saya enggak ingat, Pak," kata Gugus.

Dalam kasus ini, Haris didakwa menyuap mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romy dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Haris memberikan uang Rp 325 juta kepada Romy dan Lukman Hakim.

Menurut jaksa, pemberian uang itu patut diduga karena Romy dan Lukman Hakim melakukan intervensi baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses pengangkatan Haris sebagai Kepala Kanwil Kemenag Jatim.

Sebab, Haris saat itu tak lolos seleksi karena ia pernah dijatuhi sanksi hukuman disiplin.

https://nasional.kompas.com/read/2019/07/10/13484681/jaksa-ungkap-kata-silent-dan-jumat-keramat-dalam-percakapan-staf-khusus

Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke