Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan bahwa oknum polisi tersebut tengah memberi peringatan kepada pelaku pemalakan.
"Info dari Kabid Humas justru dia mau mengamankan pelaku pemalakan," kata Dedi ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (5/7/2019).
Melansir akun Instagram @DivisiHumasPolri, oknum polisi tersebut menjadi korban aksi premanisme oleh pelaku. Setelah itu, polisi tersebut memperingati pelaku.
Akun tersebut juga menulis bahwa pelaku sudah sering melakukan aksi premanisme, bahkan terhadap keluarganya.
"Setelah pelaku memeras dan mengancamnya, polisi tersebut memberikan peringatan kepada pelaku untuk menghentikan aksi premanisme. Pelaku sering melakukan pemerasan, pengancaman, dan penganiayaan, bahkan terhadap ibu kandung dan saudara kandungnya," tulis akun tersebut.
Salah seorang di antaranya, seorang pria yang mengenakan kemeja polo bergaris, celana jeans, dan kacamata hitam, tampak memegang sepucuk senjata api.
Sementara itu, seorang pria di sampingnya yang mengenakan topi terlihat menengahi lelaki "koboi" dengan satu pria lainnya.
Video tersebut ramai diperbincangkan warganet, termasuk di YouTube.
Salah satu akun YouTube yang kerap menyampaikan info seputar Jawa Barat misalnya, memposting video itu.
Hingga Jumat (5/7/2019) malam, video tersebut telah dilihat 1.200 kali.
Sementara itu, terkait tindak lanjut peristiwa tersebut, Dedi mengatakan bahwa oknum polisi itu sudah diperiksa. Namun, peristiwa itu tidak ditindaklanjuti lebih jauh.
"Enggak ada kasusnya kok," kata dia.
Menurut keterangan warga sekitar, Asep Odik (54), Hamdan yang ditodong oknum polisi itu merupakan warga sekitar dan mengalami gangguan jiwa.
"Soalnya warga sini semua juga tahu kalau Hamdan ada gangguan psikologis. Dia memang ikut mengatur jalan. Habis kejadian langsung pergi. Enggak ada penyelesaian," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/06/11302561/penjelasan-polri-soal-polisi-koboi-di-lembang