Salin Artikel

Skenario Atasi Kemacetan Jalan Tol dan Non-tol Saat Mudik Lebaran

KOMPAS.com — Pada musim mudik Lebaran seperti saat ini badan jalan telah dipenuhi oleh berbagai kendaraan, baik pribadi maupun umum milik masyarakat, yang akan pulang ke kampung halaman.

Peningkatan volume kendaraan dari hari-hari biasanya ini sudah pasti akan menimbulkan kemacetan di beberapa titik tertentu.

Kemacetan ini bahkan terjadi di jalan tol yang semestinya menjadi jalur mulus bebas hambatan karena penggunanya ditarik sejumlah tarif di setiap pintu gerbangnya.

Lalu, bagaimana strategi yang digunakan pemerintah dan instansi terkait untuk meminimalisasi atau mencairkan kemacetan yang terjadi, baik di jalan tol maupun non-tol.

Laju kendaraan diketahui tersendat di beberapa gerbang tol (GT). Kendala misalnya di GT Palimanan (Tol Cikopo-Palimanan), GT Kalihurip Utama, dan GT Cikarang Utama (Tol Jakarta-Cikampek), dan sejumlah GT lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Di gerbang-gerbang tol tersebut kendaraan mengular hingga memperpanjang waktu tempuh yang sedianya diperkirakan bisa ditempuh dengan lebih cepat.

Untuk mengurai antrean panjang kendaraan yang akan memasuki tol tersebut, pemerintah dan kepolisian menerapkan sistem satu arah atau one way dan lawan arus atau contraflow.

Sistem ini diterapkan, mempertimbangkan kebebasan yang diberikan Korlantas Polri  dengan melihat data kepadatan kendaraan sebagaimana diperoleh secara real time dari kamera CCTV dan Remote Traffic Microwave Sensor (RTMS).

1. Arus mudik

Untuk arus mudik, contraflow  akan diberlakukan sejak 30 Mei-2 Juni 2019 setiap pukul 06.00-21.00 WIB dari Km 29-61 Jalan Tol Jakarta Cikampek.

Di tempat lain, sistem one way akan diberlakukan pukul 09.00-21.00 WIB di tanggal yang sama mulai dari Km 70 Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Km 263 Jalan Tol Pejagan-Pemalang.

Sebagai dampaknya, akses ke arah Jakarta di Tol Cipali-Brebes Barat akan ditutup atau ditiadakan.

Masyarakat yang datang dari arah Cirebon dan hendak menuju Jakarta/Bandung akan dialihkan ke jalur arteri. Kendaraan dapat kembali masuk tol di GT Sadang, GT Kalihurip, atau GT Cikampek.

Masyarakat yang datang dari arah utara, seperti Semarang dan ingin menuju Jakarta/Bandung, juga akan diarahkan keluar di GT Brebes Barat dan bisa menggunakan jalur arteri.

Anda baru bisa mengemudikan kendaraan Anda kembali menggunakan tol saat di GT Cikampek atau GT Sadang.

2. Arus balik

Sementara saat arus balik berlangsung, sistem one way dan contraflow akan diterapkan sedari 8-10 Juni 2019.

Untuk sistem one way akan diterapkan mulai pukul 14.00-22.00 WIB dari Km 263 Brebes Barat sampai Km 70 Cikampek Utama.

Karena itu, pengguna jalan dari Jakarta menuju Cirebon dan Semarang akan dialihkan melalui jalan arteri pantura dan bisa kembali masuk tol di GT Brebes Barat atau Brebes Timur.

Sementara akses dari dan menuju Jakarta di Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Cipularang difungsikan secara normal, dua arah.

Pulau Jawa menjadi pergerakan pemudik yang paling besar di Indonesia. Sebagian besar mudik ke kampung halaman yang masih ada di Jawa, sebagian yang lain mudik ke kampung halaman yang berbeda pulau.

1. Pelabuhan Merak

Karena harga tiket pesawat yang tinggi, pemudik ke luar pulau banyak yang memanfaatkan moda transportasi laut. Berkaitan dengan hal ini, Pelabuhan Merak di Banten menjadi pelabuhan terpadat yang melayani masyarakat pemudik.

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menetapkan strategi khusus agar tidak terjadi penumpukan kendaraan dan penumpang di Pelabuhan Merak.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku akan menerapkan dua strategi yang diharapkan dapat menekan angka kemacetan dan penumpukan pemudik di pelabuhan.

Pertama, dengan menerapkan pelat nomor ganjil-genap.

"Berkaitan dengan darat adalah ke arah barat, di mana (Pelabuhan) Merak jadi satu tumpuan di mana ada hari tertentu di situ masyarakat bertumpuk dalam jumlah yang besar," kata Budi pada 21 Mei silam.

Selain itu, pihaknya juga akan memberlakukan disparitas tarif penyeberangan antara siang dan malam.

"Kedua, mencoba mungkin dalam beberapa hari ini akan kami tetapkan ada disparitas harga malam dan siang karena pemudik itu lebih senang jalan malam," ujarnya.

2. Pantura

Pemberlakuan jalur searah di beberapa ruas tol mengakibatkan banyak kendaraan yang mengambil rute pantura sebagai alternatif.

Hal ini tentu berpotensi menimbulkan kepadatan di sepanjang jalan tersebut. Untuk itu Kemenhub sudah memikirkan solusi untuk menangani kemungkinan macet di Pantura.

"Jadi kami sudah hitung, satu sisi one way tidak mutlak ya (bisa berubah)," kata Budi, Selasa (28/5/2019).

Selain itu, sistem satu arah yang diterapkan saat arus mudik juga tidak 24 jam. Artinya tidak selalu ada limpahan kepadatan yang mengarah ke pantura. Di jam-jam tertentu, kendaraan tetap bisa menggunakan jalur tol dua arah, baik saat mudik maupun balik.

"Dan ada window time, yaitu (mulai) pukul 09.00 malam sampai pukul 09.00 pagi. Artinya, kepadatan yang diperkirakan di pantura akan berkurang sehingga complain-complain dari (perusahaan) bus-bus itu bisa diselesaikan," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/31/18392111/skenario-atasi-kemacetan-jalan-tol-dan-non-tol-saat-mudik-lebaran

Terkini Lainnya

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke