Caranya, kata dia, dengan menciptakan martir saat demo penolakan hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019.
Kapolri mengatakan, pihaknya sudah mengamankan tiga senjata api jenis M4, revolver, dan glock. Enam orang diamankan terkait senpi tersebut.
Tiga senpi tersebut ditunjukkan dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
"Kepolisian sudah melakukan penangkapan sejumlah orang berikut senjata api bertujuan membuat kerusuhan tanggal 22 Mei. Paling tidak ada enam orang yang diamankan," kata Tito.
Menurut Tito, mereka menargetkan penembakan terhadap aparat keamanan atau pejabat. Target lain adalah pendemo, seolah-olah aparat keamanan yang menembak.
"Supaya timbul martir, alasan membuat publik menjadi marah. Yang disalahkan aparat pemerintah," kata Tito.
Tito mengatakan, informasi yang didapat, masih ada senjata api ilegal yang beredar.
Selain itu, Tito menyinggung penangkapan sejumlah terduga teroris dalam sebulan terakhir. Dalam penangkapan tersebut, sejumlah bom aktif dan empat senpi ditemukan.
Para terduga teroris itu juga akan beraksi ketika demo hari ini.
"(Bom dan senpi) mereka juga akan gunakan pada saat ribut," kata Tito.
Karena itu, tambah Kapolri, pihaknya masih menyelidiki perilah tewasnya sejumlah orang dalam kerusuhan yang dipicu aksi sekelompok orang bayaran.
"Kita minta masyarakat tetap tenang, tidak langsung menuduh aparat keamanan yang melakukan tindakan-tindakan tersebut," kata Tito.
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/22/15433811/kapolri-ada-yang-ingin-ciptakan-martir-agar-publik-marah-ke-aparat