Sekelompok massa berkumpul dan melakukan orasi karena merasa tidak puas terhadap hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019 yang telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Awalnya, demo berlangsung secara damai. Namun, menjelang malam tiba, aksi anarkistis seperti pembakaran ban, pelemparan bom molotov, pelemparan batu, hingga pembakaran belasan kendaraan dilakukan oleh pendemo.
Petugas kepolisian pun berusaha mendorong massa untuk mundur dan menyudahi aksi demo mereka. Di satu sisi, polisi juga menyebut bahwa massa yang melakukan kerusuhan berbeda dengan yang melakukan demonstrasi di depan Gedung Bawaslu.
Peristiwa ini menyedot perhatian masyarakat. Berbagai informasi tersebar dengan cepat melalui media sosial, salah satunya muncul kabar bahwa pihak kepolisian melakukan penembakan kepada sekelompok massa pendemo.
Narasi yang beredar:
Informasi beredar menyebut korban bernama Farhan. Dia disebut tewas akibat luka tembak saat turut serta dalam aksi pasca-pengumuman hasil Pilpres.
Farhan dikabarkan tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang.
Tembakan tersebut mengenai bagian leher hingga tertembus ke bagian belakang tubuh korban.
Kabar penembakan ini pun berpotensi menimbulkan keresahan tersendiri di masyarakat.
Penelusuran Kompas.com:
Menanggapi isu yang berkembang tersebut, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menegaskan bahwa polisi yang melakukan pengamanan aksi tersebut tak membawa peluru tajam.
"Aparat kepolisian dalam rangka pengamanan unjuk rasa tidak dibekali peluru tajam," kata Dedi, Selasa (21/5/2019).
Menurut dia, senjata api hanya digunakan oleh pasukan antianarkis di bawah kendali Kapolda Metro Jaya. Pengerahan pasukan bersenjata tersebut dilakukan hanya saat terjadi peningkatan gangguan keamanan.
Selengkapnya, baca juga: Polisi Tak Dibekali Peluru Tajam, Polri Sebut Hoaks Penembakan Pengunjuk Rasa
Saat ini, pihak kepolisian terus memantau akun-akun penyebar isu penembakan yang menimbulkan keresahan di masyarakat ini.
Pemberitaan lain mengabarkan, Farhan sempat dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat sebelum akhirnya meninggal dunia.
Dilansir dari Tirto.id, korban atas nama Farhan meninggal karena luka tembak di leher dan tembus ke belakang.
"Kena tembak peluru, beliau ada di RS Budi Kemuliaan," kata Dr. Muhammad Baharuddin, salah seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Budi Kemuliaan di depan Ruang IGD kepada Tirto.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada kepastian siapa yang melakukan penembakan atau dalam konteks apa penembakan itu terjadi.
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/22/12033121/klarifikasi-demonstran-ditembaki-peluru-tajam-ini-penjelasan-polri