Pesan tersebut meminta ibu-ibu menyimpan bahan pangan hingga menarik tabungan di bank dengan alasan situasi nasional kurang stabil.
Ia mengatakan Polri juga memiliki tim siber yang berpatroli di media sosial untuk meredam penyebaran kabar yang meresahkan tersebut.
"Kalau seperti yang tadi disampaikan itu sifatnya belum masuk ranah provokasi. Sehingga kita hanya mengimbau saja bahwa masyarakat tetap tenang, tetap jalankan aktivitas seperti biasa," ujar Condro saat ditemui di acara Rapat Koordinasi Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial tahun 2019 di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Ia mengatakan tanggal 22 Mei bersamaan dengan tanggal 17 Ramadhan. Karena itu Polri juga bekerja sama dengan para ulama untuk meredam gejolak yang muncul pascapemilu.
Ia menambahkan, Polri telah menyiapkan kekuatan penuh untuk mengamankan penetapan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Karena itu ia meminta masyarakat tak perlu khawatir dengan ancaman people power yang terus didengungkan.
Selain itu, Polri telah melakukan pendekatan ke sejumlah tokoh untuk meminta masyarakat di daerah tidak berbondong-bondong menuju Jakarta pada 22 Mei nanti.
Sebab, kata Condro, muncul ajakan di media sosial mengajak masyarakat di daerah untuk pergi ke Jakarta memprotes hasil pemilu.
"Sehingga dengan adanya provokasi untuk datang ke Jakarta, itu kami juga harus memberikan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat yang ada di desa, di daerah itu sendiri, di kabupaten, di provinsi. Dia (petugas) akan melakukan langkah-langkah tertentu," lanjut Condro.
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/16/21163011/polri-minta-masyarakat-tak-terpengaruh-pesan-berantai-yang-meresahkan