Salin Artikel

Hoaks atau Fakta Sepekan, Tes Kesehatan Mata yang Viral hingga Anggota KPPS Diracun

Penyebaran disinformasi ini membuat masyarakat yang membaca kabar tersebut menjadi waswas dan resah. Sebab, informasi tersebut bisa merugikan sejumlah pihak yang tidak selektif dalam memilih maupun memilah informasi yang diterima.

Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk bersikap selektif dan cermat dalam menyaring informasi dan kabar yang beredar di media sosial agar tidak terjerumus dalam informasi bohong.

Pekan ini, Kompas.com telah merangkum empat hoaks dan empat klarifikasi yang muncul pada 6-11 Mei 2019. Berikut rinciannya:

Tes kesehatan mata yang viral

Sebuah gambar yang menampilkan pola titik-titik dengan angka tersembunyi beredar di media sosial dan aplikasi WhatsApp pada pekan ini.

Gambar tersebut juga disertai instruksi kepada pembaca untuk menebak angka dalam pola titik-titik tersebut yang kemudian dicocokkan dengan masalah mata pembaca, seperti astigmatisme (mata silinder) dan myopi (mata minus).

Menanggapi hal itu, staff Neuro-Oftalmologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, dr Doni menyampaikan bahwa kabar tes mata online tersebut adalah hoaks.

Menurut dia, tes kelainan penglihatan biasanya menggunakan huruf Snellen dan alat autoref untuk mengetahui normal tidaknya penglihatan seseorang.

Kurma Timur Tengah mengandung virus corona

Kemudian, ada juga pesan yang menginformasikan bahwa terdapat virus corona dalam kurma yang diduga ditularkan melalui kelelawar pada Kamis (2/5/2019).

Tak hanya informasi adanya virus corona dalam kurma, pesan tersebut mengatasnamakan dokter dan menteri kesehatan di Timur tengah.

Menanggapi adanya pesan yang belum jelas kebenarannya itu, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (PTVz) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tirmizi menyampaikan bahwa kabar virus corona yang dibawa kelelawar untuk ditularkan ke manusia melalui kurma adalah hoaks.

"Kalau kelelawar merupakan vektor dari corona virus, tapi kalau berhubungan dengan kurma itu hoaks ya," ujar dr Siti saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (7/5/2019).

Dr Siti juga menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada bukti yang kuat bahwa manusia terinfeksi dari kelelawar yang membawa virus corona.

Kapolri sebut PKI tidak membahayakan negara

Salah satu unggahan dari laman Facebook "Info tvOne News" mengunggah foto Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian yang dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk dijadikan bahan menyebar hoaks.

Adapun post itu berjudul: "Kapolri: PKI Tidak Membahayakan bagi Negara, Dibanding dengan Islam Radikal".

Atas beredarnya unggahan itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo masih mencari tahu pelaku penyebar hoaks yang menyeret nama kapolri ini.

Tak hanya itu, kepolisian juga telah meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan pemblokiran terhadap akun penyebar hoaks Kapolri.

Pelajar MTs membobol situs KPU

Sebuah video berdurasi 43 detik menampilkan seorang pelajar bernama Putra Aji Adhari kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang dinarasikan telah membobol situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) beredar pada Rabu (1/5/2019).

Putra memang dikenal karena beberapa kali meretas dan menguji sistem keamanan, seperti situs perusahaan, e-commerce, situs pemerintah, bahkan milik lembaga antariksa AS atau NASA.

Menanggapi tersebarnya video tersebut, pihak KPU membantah video mengenai pembobolan situsnya tak lama setelah Pemilu 2019 yang dihelat pada 17 April 2019 lalu.

KPU mengklarifikasi melalui akun Instagram KPU, @kpu_ri pada Jumat (3/5/2019). Dalam caption, dijelaskan bahwa kejadian pembobolan tersebut bukan di tahun 2019, melainkan terjadi pada 2017.

Putra juga diketahui sebagai peretas white hat yang mencari kelemahan di situs KPU, kemudian melaporkan temuan itu kepada pemerintah.

Kericuhan rekapitulasi di Empat Lawang

Ada video yang menyuguhkan situasi kericuhan yang diduga terjadi di Kantor Komisi Pemilhan Umum (KPU) di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan di aplikasi pesan WhatsApp dan media sosial Facebook pada Rabu (8/5/2019).

Dalam, video berdurasi 2menit 18 detik itu, terdengar sejumlah orang berteriak lantaran massa pendukung tidak puas dengan hasil pleno.

Komisioner KPU Empat Lawang pun membenarkan informasi bahwa video tersebut merupakan peristiwa yang terjadi saat rekapitulasi penghitungan suara yang terjadi pada Selasa (7/5/2019).

Kericuhan bermula karena ketika rapat pleno di KPU Kabupaten Empat Lawang adanya banyak coretan Tipp-Ex di form DA 1.

Uang Palsu dibuktikan dengan Menyiram Bensin

Kemudian, video yang menggambarkan petugas SPBU tengah menyiram uang kertas pecahan Rp 50.000 dengan bensin beredar di media sosial, Rabu (8/5/2019).

Dalam video, petugas SPBU awalnya curiga dengan selembar uang yang diberikan pengunjung SPBU, Ahmad Hudlori, dan kemudian menyiramnya dengan bensin hingga uang kertas tersebut terpisah menjadi dua lembar.

Menanggapi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) tidak bisa memastikan bahwa penyiraman uang dengan bensin dapat membuktikan keaslian uang kertas.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko menyampaikan bahwa pihaknya tidak pernah mengedukasi masyarakat mengenai cara memeriksa uang kertas dengan membasahi uang tersebut dengan bensin.

Onny mengungkapkan bahwa cara mengecek keaslian uang kertas bisa dilakukan dengan metode 3D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang.

Anggota KPPS meninggal karena diracun

Dalam pekan ini, ada juga kabar bohong mengenai salah satu anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Bandung, Sita Fitriati meninggal dunia yang diduga keracunan zat kimia VX.

Kabar bohong ini banyak beredar di media sosial Facebook dan Twitter pada Kamis (9/5/2019).

Dilansir dari Antara, kakak kandung Sita Fitriati, Muhamad Rizal Misbahudin menyampaikan bahwa kabar meninggalnnya Sita karena diracun adalah tidak benar.

Rizal mengaku heran atas pemberitaan adiknya yang diduga meninggal karena diracuni zat kimia VX. Padahal, saat Sita meninggal tidak ada pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak medis.

Ia pun telah melaporkan penyebar hoaks kepada polisi.

Benda langit menyerupai meteor di Probolinggo

Terdapat video yang menggambarkan adanya cahaya yang melintas di langit yang ramai disebut meteor beredar di media sosial Facebook pada Minggu (5/5/2019).

Dalam video berdurasi 18 detik itu, benda bercahaya terang itu memiliki ekor yang memanjang ke belakang diduga berlokasi di Probolinggo, Jawa Timur.

Menanggapi kabar tersebut, Kapolres Probolinggo AKBP Eddwi Kurniyanto menyampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Beberapa orang juga mengaitkan keberadaan benda bercahaya itu dengan fenomena Eta Aquarids. Namun, Kepala Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin membantah hal tersebut.

"Dilihat dari video, itu adalah bolide pada ketinggian sekitar 120 kilometer. Bolide adalah meteor besar karena masuknya batuan antariksa dan mulai terbakar pada ketinggian sekitar 120 kilometer," ujar Thomas.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/11/18121321/hoaks-atau-fakta-sepekan-tes-kesehatan-mata-yang-viral-hingga-anggota-kpps

Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke