Salin Artikel

Berserah pada Hari Pencoblosan Ala Ma'ruf Amin...

Namun bagi calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin, tidak ada kegiatan khusus yang dia lakukan pada hari itu, Rabu (17/4/2019).

Pagi hari sebelum berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 051 di Koja, Tangjung Priok, Ma'ruf berolahraga terlebih dahulu di rumahnya.

Olahraga yang dia lakukan juga tidak berat melainkan hanya mengayuh sepeda statis saja. Pagi itu, Ma'ruf bersepeda dengan setelan baju koko dan sarungnya.

"Tetapi terkadang saya pakai celana training juga. Sekarang karena sudah mau berangkat saja," kata Ma'ruf.

Usai berolahraga singkat, dia langsung sarapan berdua dengan sang istri, Wury Estu Handayani. Keduanya berbincang santai sambil menikmati hidangan.

Setelah itu, baru lah Ma'ruf dan Wury berangkat menuju TPS.

Ketika tiba di TPS, Ma'ruf sempat mampir ke kediamannya di Koja. Rumahnya itu berada tepat di depan TPS 051 tempat dia mencoblos. Beberapa menit kemudian Ma'ruf keluar rumah dan menuju meja pendaftaran di TPS itu.

Dia bersama Wury mengantre giliran bersama masyarakat lainnya. Setelah namanya dipanggil, dia langsung menggunakan hak suaranya dengan mencoblos di dalam bilik.

Proses pencoblosan berlangsung sekitar 20 menit saja. Dia mengaku senang bisa mencoblos di dekat rumahnya sendiri. Apalagi bisa bertemu dengan para tetangganya lagi. Rumah di Koja itu memang tidak ditempati Ma'ruf Amin selama Pilpres 2019.

Dia memilih menempati rumah di pusat Jakarta untuk memudahkan mobilitas.

"Waduh nikmat sekali ya, mencoblos di tempat sendiri, mendapat dukungan dari masyarakat, semuanya menyambut gembira. Saya kira ini pencoblosan paling nikmat," kata dia.

Begitu selesai, dia kembali ke mobil untuk pulang ke rumah di Jalan Situbondo.

Di rumah, aktivitas Ma'ruf hanya menonton televisi. Dia menunggu hasil quick count di televisi bersama dengan keluarganya.

"Sekarang saya nonton TV sambil menunggu quick count nanti yang muncul pukul 15.00," ujar Ma'ruf.

Sekitar pukul 15.30 WIB dia kemudian berangkat ke Djakarta Theater untuk bergabung bersama calon presiden Joko Widodo dan ketua umum partai pendukung. Jokowi, Ma'ruf, dan para ketum parpol memantau bersama proses hitung cepat yang sedang berlangsung.

Berserah diri

Kegiatan yang dilakukan Ma'ruf sejak pagi pada hari pencoblosan tidak jauh berbeda dengan hari biasa. Bahkan, kata Ma'ruf, hari ini dia cenderung lebih santai. Sebab selama 7 bulan terakhir dia harus berkampanye keliling Indonesia dan jarang bisa beristirahat di rumah.

Namun pagi itu berbeda. Bahkan pada malam sebelumnya dia tidur cepat tanpa merasa beban.

"Kemarin tidur sore. Tetapi enggak ada yang dipikirkan, enggak ada beban, sekarng tinggal menunggu hasil saja," ujar Ma'ruf.

Ketika ditanya, Ma'ruf juga mengaku tidak menggelar doa bersama dengan para tokoh ulama. Dia hanya berdoa sendiri di akhir ibadahnya.

Menurut Ma'ruf, hari ini adalah waktunya berserah karena upaya untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2019 sudah dilakukan.

"Apapun hasilnya kita terima dengan lapang dada. Mudah-mudahan hasilnya sesuai harapan," kata dia.

Tanpa selebrasi

Pukul 15.00 WIB, hasil hitung cepat mulai bermunculan. Hampir semua lembaga survei mengunggulkan Jokowi-Ma'ruf daripada Prabowo-Sandiaga.

Komentar Ma'ruf soal hal ini hanya singkat saja.

"Ya sesuai, kami sih sudah menduga akan menang," ujar Ma'ruf ketika tiba di Djakarta Theater.

Namun tidak ada selebrasi berlebih yang dilakukan oleh Ma'ruf maupun Jokowi. Setelah itu Ma'ruf kembali ke rumahnya untuk beristirahat.

Malam harinya, para tamu mulai berdatangan ke rumah Ma'ruf. Dia menggelar pengajian di dalam rumah yang hanya dihadiri keluarga inti dan kerabat terdekat saja.

Acara pengajian itu menutup 17 April yang bersejarah bagi Ma'ruf. Selanjutnya dia akan menunggu hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) paling lama 22 Mei.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/18/07541781/berserah-pada-hari-pencoblosan-ala-maruf-amin

Terkini Lainnya

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke