Guru Produktif Multi Media SMK Muhammadiyah Kota Magelang Retno Putranti kepada Kompas.com menjelaskan, siswa peserta USBN wajib menggunakan HP jenis itu karena tahun ini telah diterapkan USBN berbasis android.
"Siswa peserta USBN yang tidak memiliki (HP android) kami fasilitasi untuk masuk di laboratorium komputer. Tadi ada sekitar 8 anak yang tidak memiliki," katanya, Selasa (9/4/2019).
Retno menyebutkan, USBN di sekolahnya diikuti oleh 143 siswa kelas XII. Ujian telah digelar sejak 29 Maret 2019 dan akan berakhir 10 April 2019.
Proses ujian cukup mudah. Siswa cukup mengakses akses poin di ruang kelas masing-masing, setelah terkoneksi membuka aplikasi browsing google chrome.
"Setelah masuk google chrome kemudian menuliskan nomor IP server di search engine. Kemudian siswa menulis user name dan password. Setelah itu siswa bisa mengerjakan soal-soal yang tersedia," jelasnya.
Kepala SMK Muhammadiyah Kota Magelang Atiningsih, mengatakan USBN online berbasis android baru pertama kali diselenggarakan di sekolahnya. Pemakaian aplikasi ini selain memudahkan, juga bisa melatih kejujuran siswa peserta ujian.
"Untuk kejujuran anak dengan tes menggunakan android bisa dipantau dari situ karena soal diacak. Berikutnya, kita tidak menggunakan kertas jadi mengurangi polusi sampah dan menghemat biaya juga," kata dia.
Ini juga menjadi bagian upaya SMK Muhammadiyah Kota Magelang menghadapi revolusi industri 4.0.
Salah satu peserta USBN yang tidak menggunan HP android, Wahyu Prasetyo, mengatakan ia tidak bisa mengerjakan ujian di kelas karena HP android miliknya sedang rusak. Tapi ia merasa tidak mengalami masalah berarti dan bisa mengerjakan soal dengan lancar.
"Saya punya HP Android tapi rusak. Jadi mengerjakan soal di ruang laboratorium. Tapi tidak masalah, lancar saja tadi. Saya bersyukur," ujar siswa Jurusan Multimedia itu.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/10/15322691/tak-punya-hp-android-8-siswa-sekolah-ini-kerjakan-usbn-di-laboratorium