Salin Artikel

Ma'ruf Amin dan Ceritanya Tentang Ulama bagai "Daun Salam"

Kepada masyarakat yang menghadiri kampanyenya, dia mengatakan bahwa itu adalah penghargaan terhadap ulama. Ketika berbicara di Pondok Pesantren At-Thahiriyah, Lombok, Ma'ruf mengatakan kepada santri bahwa biasanya ulama hanya dijadikan tukang dukung.

"Kalau ada capres, cawapres, mau dipilih minta dukungan ulama. Kalau ada pencalonan gubernur yang dicari ulama. Kalau sudah jadi, wabilahitaufik wal hidayah," ujar Ma'ruf, Selasa (2/4/2019).

Para santri langsung tertawa mendengarnya. Kalimat "wabilahitaufik wal hidayah" sering diucapkan untuk mengakhiri pidato. Maksud Ma'ruf Amin, ulama kembali dilupakan ketika seorang calon pemimpin sudah terpilih dalam pemilu.

Dia juga mengibaratkannya seperti daun salam. Menurut dia, daun salam sering digunakan dalam berbagai jenis masakan untuk memberi rasa sedap.

"Tetapi kalau sudah matang, yang pertama kali dibuang apa? Ya daun salam," kata dia.

Menurut Ma'ruf ini adalah perbedaan Jokowi dengan orang lain yang ikut kontestasi pemilu. Jokowi memang meminta dukungan kepada ulama. Tetapi Jokowi juga menggandengnya sebagai cawapres.

Ma'ruf berharap ini bisa menjadi pemicu semangat masyarakat. Khususnya para santri yang menurutnya sering diremehkan.

Dia mengatakan menjadi santri bukan berarti hanya bisa menjadi ulama ketika dewasa. Mereka juga bisa menduduki jabatan penting seperti gubernur, bupati, wakil presiden, hingga presiden.

Curhat Jokowi

Dalam kampanyenya, Ma'ruf juga kerap bercerita soal curhatan Jokowi kepadanya. Kata dia, Jokowi merasa hanya orang desa biasa.

"Pak Jokowi pernah cerita ke saya, 'Pak kiai, saya ini bukan orang pintar. Maka kalau saya hadapi yang sulit-sulit, saya enggak bisa, saya serahkan ke Allah'," ujar Ma'ruf.

"Saya bukan anak orang kaya yang bisa beli jabatan. Saya hanya orang desa," lanjut dia menirukan cerita Jokowi.

Kepada Jokowi, Ma'ruf mengatakan bahwa pada akhirnya Allah yang menjadikannya sebagai presiden.

"Apa saya bilang? Saya bilang 'yang dipilih Allah jadi presiden adalah Bapak. Sebab Allah jadikan orang itu gampang, Kun Fayakun, Allah percayakan bangsa dan negara ke Bapak supaya diurus sebaiknya," ujar Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, Tuhan yang berkehendak menjadikan Jokowi sebagai presiden sebagaimana menjadikannya calon wakil presiden. Dia yakin kesadaran atas hal ini menjadikan Jokowi selama empat tahun terakhir berupaya maksimal memajukan Indonesia.

Kepada pendukungnya, dia pun meminta Jokowi diberi kesempatan satu kali lagi, kali ini bersama dirinya.

"Pantas kalau Pak Jokowi kita harapkan memimpin satu kali lagi, bersama saya akan bangun Indonesia maju," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/04/07472671/maruf-amin-dan-ceritanya-tentang-ulama-bagai-daun-salam

Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke