Ma'ruf memilih tidak hanya fokus pada hasil satu lembaga survei.
"Survei kan banyak. Kalau SMRC itu bedanya 26 (persen), itu kan (elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 58 (persen) dan sana (Prabowo-Sandiaga) cuma 31 (persen). Dan Kompas (selisihnya) 11 (persen)," ujar Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Rabu (20/3/2019) malam.
Hal ini disampaikan Ma'ruf di sela-sela safari politiknya di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Menurut Ma'ruf, perbedaan selisih itu bisa ditanggapi dengan membagi jadi dua.
"Sekarang kita ambil tengah saja, sekitar 20 (persen) kan," kata dia.
Namun, semua hasil survei harus menjadi evaluasi bagi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.
Ma'ruf mendorong TKN dan relawan bekerja lebih maksimal untuk menaikkan elektabilitas, termasuk relawan yang bekerja di akar rumput.
"TKN dan TKD tentu kami dorong, tapi juga sayap-sayap itu juga, di bawah banyak sayap. Relawan sayap ini juga diefektifkan," kata Ma'ruf.
Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Adapun 13,4 persen responden menyatakan rahasia. Selisih elektabilitas berada di posisi 11,8 persen.
Survei terbaru Litbang Kompas dilakukan pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2019/03/21/09174881/jarak-elektabilitas-dengan-prabowo-menipis-ini-kata-maruf-amin