Namun, ia meminta maaf jika kicauannya itu dianggap oleh sejumlah pihak telah menghina Ma'ruf.
"Kalau merasa tweet saya itu menghina Ma'ruf Amin, saya minta maaf. Tapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan Ma'ruf amin. Sama sekali tidak terkait," ujar Ferdinand saat dihubungi, Selasa (19/3/2019).
Istilah infrastruktur langit dilontarkan oleh Ma'ruf Amin pada saat debat ketiga pilpres, Minggu (17/3/2019).
Istilah itu digunakan Ma'ruf untuk merujuk pada proyek telekomunikasi Palapa Ring yang telah dibangun pemerintah untuk mendukung bisnis digital.
Kemudian melalui akun Twitternya @Ferdinand_Haean, Ferdinand menulis "Infrastruktur langit untuk orang tua menuju akhirat."
Ferdinand beralasan, tweet itu terinspirasi dari pernyataan Ma'ruf Amin. Namun, ia mengaku pernyataan itu ditujukan untuk dirinya sendiri.
Ferdinand mengklaim tidak memiliki niat untuk menghina Ma'ruf Amin.
Oleh sebab itu, ia berharap pihak-pihak tertentu tidak menyebarkan fitnah seolah dirinya menghina Ketua Umum non-aktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu
"Jadi kalau mereka merasa itu menghina Ma'ruf Amin, ya mohon dimaafkan. Tidak ada niat untuk itu," kata Ferdinand.
"Kalau ada yang menghubung-hubungkan justru mereka sedang memfitnah saya. Sedang menyerang saya secara pribadi di dalam politik ini," tambah dia.
Ferdinand kemudian menghapus tweet itu karena telah menimbulkan polemik.
Ia membantah penghapusan tweet itu terkait rencana sejumlah pihak yang akan melaporkannya ke polisi.
"Tweet tersebut saya hapus karena menimbulkan kontroversi, sementara orang-orang tidak mau tabayun dan tidak mau bertanya kepada saya tentang apa maksudnya. Makanya saya hapus daripada menjadi kontroversi," ujar juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu.
"Bukan karena saya takut karena dituduh menghina. Tidak sama sekali. Tapi karena menimbulkan kontroversi. Karena tidak ada juga yang bertanya kepada saya maksudnya apa," tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/03/19/13233221/ferdinand-kalau-dirasa-menghina-maruf-amin-saya-minta-maaf