Di depan 1.000-an peserta Tanwir ke-2 Pengurus Pusat Muhammadiyah di pelataran Rumah Dinas Gubernur Bengkulu, Jumat (15/2/2019), Presiden Jokowi memberikan satu contoh kongkret mengenai hal tersebut.
"Saya berikan contoh satu saja, jalan Balikpapan-Samarinda. Lebih dari 9 tahun berhenti. Penyebabnya apa? Setelah saya masuk ke dalam, melihat di lapangan. Problemnya ada di pembebasan lahan," ujar Jokowi.
Pertama, jalan tersebut melintasi daerah hutan konservasi. Kedua, ada ruas jalan yang melintasi lahan milik TNI. Menemui kendala demikian, akhirnya proyek tersebut mangkrak.
Saat menjabat Presiden ke-7 RI, Jokowi pun blusukan ke proyek mangkrak itu. Ia langsung menelepon Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ia bertanya apakah ada payung hukum agar proyek jalan tetap berjalan melintasi daerah hutan konservasi.
"Dijawab, oh bisa Pak, ada payung hukumnya, dimungkinkan. Ya sudah. Saya beri waktu dua minggu untuk diselesaikan. Ternyata juga bisa diselesaikan dengan payung hukum yang ada," ujar Jokowi.
Demikian juga urusan dengan TNI. Presiden menelepon Panglima TNI serta memintanya memberikan izin agar lahannya digunakan untuk pembangunan jalan antarprovinsi.
"Saya berikan waktu dua minggu untuk menyelesaikannya. Nyatanya enggak ada seminggu juga sudah rampung," ujar Jokowi.
"Hal-hal seperti ini yang menyebabkan keterlambatan kita dalam proses pembangunan. Tidak hanya jalan tol, tapi juga airport, pelabuhan dan infrastruktur lainnya. Hal-hal kecil, tapi menyebabkan sebuah pembangunan berhenti.
Oleh sebab itu, selama 4,5 tahun ia menjalankan roda pemerintahan, fokus pekerjaan adalah membangun ifnrastruktur. Presiden menegaskan bahwa agar menjadi negara yang bisa bersaing, harus memiliki infrastruktur yang baik.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/15/21370501/jokowi-ungkap-alasan-banyak-proyek-mangkrak-di-pemerintahan-sebelumnya