Salin Artikel

Menpar Sebut Kenaikan Tiket Pesawat Akibatkan Sepinya Destinasi Wisata

Arief mengatakan penurunan okupansi hotel di sejumlah destinasi wisata rata-rata hanya 30 persen. Hak itu disampaikan Arief usai rapat bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (13/2/2019).

"Yang kasihan tentu juga teman-teman di ekosistem pariwisata. Sekarang jadi sepi sekali dan itulah. Ya kira-kira okupansi (kamar hotel) ini tinggal 30 persen. Itu sudah bagus," ujar Arief.

Ia menambahkan sejatinya tak ada yang diuntungkan dengan naiknya harga tiket pesawat domestik. Arief mengatakan kenaikan harga tiket pesawat tak hanya merugikan sektor pariwisata tetapi juga yang lainnya.

Arief mengatakan kenaikan harga tiket pesawat juga merugikan penumpang dan maskapai penerbangan. Sebab, dengan harga setinggi sekarang, Arief menilai tak serta merta maskapai mereguk keuntungan.

Arief memaparkan dengan naiknya harga tiket hingga 20 persen sedianya menurunkan permintaan tiket itu pula. Apa lagi, kata dia, kenaikan harga tiket hanya dialami oleh destinasi domestik yang pangsa pasarnya besar sehingga akan terjadi penurunan penumpang.

"Secara ekosistem, tidak ada yang diuntungkan. Mulai airlines-nya, penumpangya sedikit. Angkasapura (juga) turun," lanjut dia.

"Kalau kamu mau naikan boleh. Tapi selalu bandingkan dengan market price. Jangan sampai kita mahal sendiri. Apa lagi kalau nanti internsional flight (lebih murah). Nanti memalukan kalau kita dibandingkan dengan negara lain harga kita jauh lebih tinggi," lanjut dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/13/21360861/menpar-sebut-kenaikan-tiket-pesawat-akibatkan-sepinya-destinasi-wisata

Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke