Ia menyebutkan, dari hasil penyelidikan hingga hari ini, para korban pembakaran kendaraan bermotor tidak memiliki hubungan pribadi atau hubungan lainnya terhadap pelaku teror.
"Ini kan sebagian kecil kelompok yang ingin menyampaikan teror. Ada beberapa petunjuk karena hampir semua korban yang memiliki kendaraan bermotor tidak memiliki masalah," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (7/2/2019).
Meski demikian, kata Iqbal, kepolisian tidak akan berhenti pada kesimpulan sementara tersebut. Polisi sudah mempersiapkan sejumlah strategi untuk menangani kasus ini.
Iqbal mengatakan, kepolisian sudah membentuk tim khusus yang terdiri dari Bareskrim, Densus 88, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Polda Jateng.
"Kasus ini harus diungkap, kalau tidak, akan terus menimbulkan keresahan," ujar Iqbal.
"Upaya pencegahan sudah kami lakukan dengan mengimbau masyarakat mengoptimalkan kembali sistem keamanan lingkungan di semua perkampungan," lanjut dia.
Hingga saat ini, telah terjadi 26 kasus pembakaran kendaraan bermotor di Jawa Tengah.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono menyebut, teror pembakaran sejumlah kendaraan di wilayahnya ditujukan untuk menakuti masyarakat.
Berdasarkan rangkuman dari sejumlah kejadian, motif pembakaran diduga hanya untuk menakut-nakuti.
Ia menegaskan, polisi serius mengungkap persoalan teror pembakaran kendaraan dan menuntaskan kasus ini dengan cepat.
Polisi hingga kini masih mengumpulkan barang bukti terkait di tahap penyelidikan. Kepolisian belum dapat mengungkap kasus ini karena minimnya barang bukti.
Kejadian teror yang rata-rata dilakukan pada dini hari atau menjelang subuh itu tidak banyak ada saksi yang melihat kejadian.
Selain itu, kamera pengintai yang dipasang di perumahan juga tidak secara jelas menunjukkan ciri-ciri pelaku pembakaran.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/07/13060221/polri-sebut-pembakaran-kendaraan-bermotor-di-jateng-adalah-teror-dari