Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, cakupan imunisasi campak rubella di Pulau Jawa pada 2017 mencapai 100 persen, sementara di luar Pulau Jawa 72,70 persen.
"Di luar Jawa yang di atas 95 persen itu ada 256 kabupaten kota, 71 kabupaten kota di bawah 50 persen. Yang paling rendah adalah Provinsi Aceh sampai sekarang," kata Anung di Jakarta, Senin (7/1/2019), seperti dilansir Antara.
Dia menyebut rata-rata capaian imunisasi di seluruh Indonesia tersebut masih akan bergerak dinamis. Saat ini, kata Anung, laporan cakupan dari berbagai daerah terus masuk ke Kementerian Kesehatan.
Anung menyatakan, capaian lebih 87 persen selama dua tahun diapresiasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Namun demikian, sebetulnya target yang dicanangkan adalah 95 persen.
Dari pelaksanaan kampanye imunisasi campak rubella selama dua tahun dilaporkan telah terjadi 100 Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI).
Namun, Anung menegaskan 66 persen dari 100 KIPI tersebut merupakan kebetulan dan hampir tidak ada laporan yang menyatakan kasus terkait aspek keamanan, manfaat, dan kualitas vaksin.
"Memang ada suatu kejadian di Papua, namun bukan karena vaksin tapi karena memang ada komponen lain yang jadi satu kesatuan di sana. Disimpulkan bukan kesalahan prosedur, tapi masuk bagian dari reaksi suntikan," kata dia.
Untuk selanjutnya, imunisasi campak dan rubella akan masuk dalam daftar imunisasi daftar lengkap yang sudah terjadwal secara rutin. Pemerintah menargetkan cakupan imunisasi dasar lengkap mencapai 95 persen pada akhir 2019.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/07/14282081/2-tahun-angka-cakupan-imunisasi-campak-rubella-nasional-8733-persen