"Pada periode yang sama, yaitu 1 Januari hingga 14 Desember, jumlah kejadian bencana tahun 2017 lebih banyak daripada tahun 2018," ujar Kepala BNPB Willem Rampangilei saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (19/12/2018).
Persentase penurunan, kata Willem, sebesar 11,36 persen. Rinciannya, pada 2017 terjadi sebanyak 2.862 bencana. Sementara, pada 2018 terdata 2.426 bencana.
Namun, jumlah korban meninggal dunia dan hilang melonjak hingga 1.072 persen.
Berdasarkan data BNPB, bencana di tahun 2017 menelan korban jiwa sebanyak 378 orang. Sementara pada 2018, korban meninggal dan hilang mencapai 4.231 orang.
Tak hanya itu, jumlah korban luka-luka, korban yang mengungsi dan rumah rusak akibat bencana juga meningkat pada 2018.
Dilansir dari data BNPB, pada 2018 terdapat 6.948 korban luka-luka, 9.956.410 korban mengungsi, dan 341.226 unit rumah rusak berat.
Jika dibanding 2017 yang sebanyak 997 korban luka-luka, 3.612.630 korban mengungsi, dan 9.327 unit rumah rusak berat akibat bencana.
Willem menjelaskan, jumlah korban dan rumah yang rusak meningkat drastis tahun ini lantaran bencana gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Palu, Sulawesi Tengah. Di Palu bukan hanya gempa namun disertai tsunami.
"Gempa bumi NTB dan gempa bumi yang disusul tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah adalah penyebab kenaikan dampak bencana secara signifikan," jelas Willem.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/19/17524741/bnpb-2018-jumlah-bencana-turun-tetapi-korban-meningkat-hingga-1072-persen