Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi di depan 2.000-an stakeholder Madrasah Mu'allimin-Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (6/12/2018).
"Meskipun kemarin kita tahu ada masalah di Papua yaitu yang membangun jalan dan jembatan diserang kelompok kriminal bersenjata, tetapi itu tidak menyurutkan kita untuk membangun Papua," ujar Jokowi.
Pernyataan tersebut disambut tepuk tangan meriah dari siswa-siswi madrasah.
Dalam kesempatan itu, kepala negara pun menyampaikan rasa duka citanya atas peristiwa yang menewaskan 20 orang tersebut.
"Sampai tadi malam, informasi yang saya terima, yang gugur ada 20 orang. Innalillahi wa inna ilahi rojiun," ujar Jokowi.
Presiden melanjutkan, Papua sudah sepantasnya dibangun. Di awal menjabat presiden, Jokowi mengaku mendapati kondisi infrastruktur yang tertinggal puluhan tahun di Papua. Salah satunya adalah jalan antarkabupaten yang belum diaspal.
Ia mencontohkan akses dari Merauke ke Boven Digoel sepanjang 120 kilometer yang kala itu, hanya terdapat jalan tanah berlumpur.
"Dengan kondisi ini, perjalanan memakan waktu dua sampai tiga hari karena jalannya seperti ini ya. Masak hanya 120 kilometer memakan waktu dua atau tiga hari, baru sampai. Mereka mesti harus nginap, harus masak di jalan, baru sampai. Inilah pentingnya kita mengejar membangun infrastruktur," lanjut Jokowi.
Diberitakan, kelompok bersenjata di Papua, Sabtu (1/12/2018), membunuh 20 orang Kabupaten Nduga. Korban terdiri dari 19 pekerja proyek Trans Papua, tepatnya jembatan Kali Yigi-Kali Aurak dan 1 orang personel TNI.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/06/18392881/presiden-sebut-serangan-di-nduga-tak-surutkan-pembangunan-di-papua