Salin Artikel

Atasi Persoalan di Papua, Pemerintah Dinilai Terlalu Fokus pada Infrastruktur

Hal itu membuat peristiwa seperti pembantaian pekerja oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), di Kabupaten Nduga, Papua, terus terulang.

Amiruddin mengaku bahwa Komnas HAM sebetulnya menunggu upaya lain dari pemerintah.

"Ini masalah di Papua ini memang sudah lama. Karena sudah lama makanya yang kita tunggu itu adalah apa langkah-langkah ini semua, apa yang mau diambil pemerintah?," ujar Amirudin di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2018).

"Ini yang sampai hari ini belum dapat langkah-langkah itu, yang ada kan cuman membangun infrastruktur, langkah yang lainnya apa? Ini yang belum jelas sehingga peristiwa seperti ini kerap terulang," lanjutnya.

Ia pun menyoroti kinerja Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua terkait kasus ini. Amiruddin berpendapat, belum ada hasil konkret dari stafsus tersebut.

Padahal, dia menilai bahwa dengan adanya stafsus, komunikasi dengan berbagai pihak di Papua seharusnya menjadi lebih lancar.

"Misalnya kita bilang komunikasi yang lebih baik dengan semua pihak di Papua, makanya ada staf khusus soal Papua di presiden, tapi saya tidak tahu staf khusus itu apa yang dibikin," jelasnya.

"Ini kan salah satu contoh bagaimana merespons perkembangan. Tapi hasilnya apa, langkah-langkahnya apa, kita tidak tahu," sambung dia.

Oleh sebab itu, mereka mendesak kasus tersebut untuk diproses melalui jalur hukum secara terbuka.

Selain itu, Komnas HAM juga meminta pemerintah meminta pemerintah mengambil langkah preventif agar kejadian serupa tak terjadi lagi.

Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan & Penyuluhan Komnas HAM Beka Ulung Hapsara berpendapat, pencegahan dapat dilakukan dengan menggandeng pemerintah daerah dan warga setempat.

Tak hanya itu, Beka juga menginginkan pelibatan warga lokal dalam mencari solusi atas permasalahan yang ada di tanah Papua.

Menurut dia, hal itu penting agar suara masyarakat asli daerah bisa didengar. Sehingga, solusi yang dicapai dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi mereka sebagai warga negara.

"Agar solusi tidak selalu datang dari Jakarta saja, tapi juga melibatkan masyarakat Papua dalam posisi seimbang, setara. Saya kira itu juga memberikan rasa aman, mereka juga nyaman," kata Beka.

Seperti diketahui, pembunuhan sadis dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga, Papua terhadap pekerja PT Istaka Karya.

Kapolri Jenderal (pol) Tito Karnavian mengungkapkan berdasarkan informasi sementara, terdapat 20 yang tewas, yaitu 19 pekerja dan satu anggota TNI yang gugur.

Mereka dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak di jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga.

Akibat kejadian tersebut, proyek Trans Papua yang dikerjakan sejak akhir 2016 dan ditargetkan selesai 2019 itu dihentikan untuk sementara waktu.

https://nasional.kompas.com/read/2018/12/05/21221731/atasi-persoalan-di-papua-pemerintah-dinilai-terlalu-fokus-pada-infrastruktur

Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke