Priyo telah dua puluh tahun malang melintang di Partai Golkar, dan tiga periode berturut-turut duduk di Senayan sebagai anggota DPR RI (1997-2014) hingga dipercaya menjabat Wakil Ketua DPR periode 2009-2014.
Dalam Pileg 2019, Priyo akan bertarung sebagai caleg DPR RI asal Partai Berkarya. Ia maju dari daerah pemilihan (Dapil) Jatim I meliputi Kota Surabaya-Kabupaten Sidoarjo.
Di dapil itu juga banyak selebriti yang meramaikan daftar caleg. Sebut saja Arzeti Bilbina dan Sundari Soekotjo yang maju melalui PKB, Ahmad Dhani Prasetyo dari Gerindra, Andre Hehanusa dari PDI-P, Manohara Odelia dari Nasdem, serta Lucy Kurniasari dari Demokrat.
Namun, Priyo mengaku tak risau dan tak ambil pusing akan sejumlah kompetitor caleg lainnya. Ia bahkan percaya diri bisa melenggang ke Senayan.
“Saya memandang biasa-biasa saja sebagai petarung di lima kali pemilu ya saya biasa saja. Semua saya anggap teman yang baik berkompetensi,” ujar Priyo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/11/2018) malam.
“Yang penting saya berkonsentrasi untuk memenangkan daerah penilihan saya untuk diri saya dan Partai Berkarya,” sambung Priyo.
Strategi gaet pemilih milenial
Lantas apa strategi yang akan digunakan untuk memenangkan di dapilnya? Priyo menyebut akan mengoptimalkan suara pemilih, terutama dari para generasi milenial dan masyarakat di pedesaan.
Untuk suara pemilih milenial, Priyo mengaku akan membentuk tim khusus dan menggunakan pendekatan yang khas anak milenial dengan memanfaatkan media sosial (medsos).
“Kaum milenial dekat dengan gadget medsos, kita lakukan dengan membuat akun Facebook, fanpage, instagram, dan group WA (whatsapp),” tutur Priyo.
Priyo menuturkan, tim khusus yang dibentuk terdiri dari para ahli di bidangnya dan rata-rata merupakan aktivis kampus. Namun, ia enggan membeberkan secara detail personil dari tim khusus.
“Rata-rata dari aktivis kampus plus orang-orang jago ITE (informasi dan teknologi),” kata Priyo.
Tak hanya itu, Priyo juga akan melakukan pendekatan dengan kaum tani di pedesaan yang jauh dengan medsos.
“Di daerah Sidoarjo masih banyak di zona-zona di masyarakat pinggiran yang jauh dari hiruk pikuk yang nggak merambah informasi teknologi,” kata Priyo.
Selain itu, lanjut Priyo, pihaknya juga akan menggunakan figur Presiden kedua Soeharto untuk roadshow ke berbagai daerah untuk berkampanye.
“Pendekatan yang digunakan tentang pencinta pak Harto (Presiden kedua Soeharto) ‘Piye kabare? Luwih penak jamanku, tho?’,” tutur Priyo.
Lalu, berapa dana yang digunakan untuk membiayai operasional selama kampanye?
Priyo mengungkapkan, rata-rata dari kantong pribadi serta sumbangan tidak mengikat dari para relawan.
Saat diminta konfirmasi berapa nominal dana kampanye yang telah disiapkan, Priyo enggan menjawab.
“Wah itu rahasia dapur,” kata Priyo seraya tertawa kecil.
Ingin kembalikan fungsi DPR
Saat ditanya lagi, apa yang akan dilakukan bila terpilih menjadi anggota DPR RI, Priyo menjawab akan membangun dan mengembalikan wibawa dan peran DPR.
Menurut dia, DPR saat ini tak “bergigi”, kurang bergeliat memberikan narasi kritis terhadap kebijakan pemerintah.
“Sekarang parlemen kita seperti tiarap, enggak bergigi mestinya enggak begitu. Parlemen itu parle, dimana orang bersuara dengan kritis,” ujar Priyo.
“Meskipun mendukung pemerintah tidak boleh menjadi ‘pak turut’ begitu,” sambung Priyo.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/21/07073501/caleg-partai-berkarya-dekati-milenial-dan-andalkan-figur-soeharto