Menurut Presiden Jokowi, undangan itu akan mendorong terciptanya perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
"Semoga dengan pertemuan tersebut, maka komitmen Korea Utara akan semakin kuat untuk melakukan langkah menuju Semenanjung Korea yang bebas nuklir," ujar Presiden Jokowi di dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-33 ASEAN di Singapura, Rabu (14/11/2018) kemarin.
"Ke depan, Insya Allah kita akan melihat ASEAN beserta dua Korea menjadi pilar penting arsitektur perdamaian dan kemitraan di kawasan demi stabilitas, keamanan dan kesejahteraan bersama," lanjut dia.
Presiden Jokowi mengakui, perdamaian di Semenanjung Korea sudah mulai terwujud meskipun belum sempurna. Sebab memang membutuhkan waktu dan jalan yang panjang hingga benar-benar tercipta perdamaian dan stabilitas di sana.
Namun, pencapaian situasi kondusif di Semenanjung Korea disebabkan tekad kuat yang ditunjukan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In. Upaya Moon untuk mewujudkan perdamaian itu perlu diapresiasi dunia.
Indonesia sebagai negara yang tidak hanya bersahabat baik dengan Korsel, namun juga mempunyai hubungan bilateral dengan Korea Utara selama lebih dari 50 tahun pun mendukung penuh situasi damai yang berkelanjutan di Semenanjung Korea.
"Indonesia mendukung sepenuhnya proses perdamaian ini. Pesan dukungan telah kami sampaikan secara konsisten, antara lain pada saat pertemuan saya dengan Perdana Menteri Korea Selatan dan Utusan Khusus Korea Utara menjelang pembukaan Asian Games, 18 Agustus 2018 lalu," lanjut Jokowi.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/15/09513701/jokowi-usul-kim-jong-un-diundang-di-peringatan-30-tahun-asean-korsel