"Kedalaman di sini kurang lebih sekitar 32 meter dan arus cukup deras. Ini yang menyulitkan penyelam melakukan evakuasi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo di atas Kapal Polisi (KP) Kutilang, di Laut Jawa, Kamis (1/11/2018).
Dedi menjelaskan, jika dilihat di permukaan arusnya mungkin terlihat ke arah barat, tetapi arah arus di bawah laut dapat sangat berbeda dan deras, sehingga menyulitkan penyelam.
"Tingkat kesulitannya cukup sulit, karena arusnya, di atas misalnya ke arah barat, di bawah arusnya ke timur, itu yang agak menyulitkan penyelam," kata Dedi.
Selain itu, lumpur yang tebal juga mengganggu penglihatan penyelam saat di bawah laut.
Ia menuturkan, pandangan penyelam masih baik di kedalaman hingga enam meter. Namun, selebihnya sudah terganggu. Kedalaman lumpur pun dapat mencapai tiga meter di dasar laut.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).
Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten. Sedianya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.
Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/02/06524171/hari-keempat-pencarian-lion-air-jt-610-lumpur-dan-arus-deras-jadi-kendala