Salin Artikel

Sekjen Koalisi Prabowo Datangi KPU Minta Penjelasan 31 Juta Pemilih yang Belum Masuk DPT

Kedatangan mereka ke KPU untuk meminta penjelasan mengenai data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menyebut ada 31 juta pemilih yang belum terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"Dari Kementerian Dalam Negeri yang menjelaskan ada 31 juta sekian yang belum terdaftar dalam daftar pemilih tetap. Kami datang untuk melakukan konfirmasi dan meminta penjelasan atas keterangan Kementerian Dalam Negeri tersebut," kata Ahmad Muzani di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2018).

Menurut Tim Prabowo, 31 juta bukan angka yang kecil. Mereka mempertanyakan, apakah jumlah 31 juta pemilih tersebut merupakan data tambahan dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sebelumnya telah ditetapkan, atau dari sumber lainnya.

Selain itu, mereka juga mempertanyakan soal bertambahnya jumlah DP4 (Daftar Penduduk Potensial Pemilihan). Mereka menemukan, ada pertambahan jumlah DP4 pascapenetapan DPT.

"Apakah memungkinkan DP4 itu diubah angkanya pada saat DPT sudah ditetapkan? Apakah secara hukum memungkinkan adanya angka yang cukup besar buat kami?" ujar Muzani.

Berdasar hasil diskusi, KPU mengaku kesulitan melakukan validasi 31 juta data pemilih. Hal itu dikarenakan ada surat edaran dari Kemendagri yang mengatakan data pemilih tidak boleh sibuka oleh siapapun, dengan alasan kerahasiaan.

"Katanya itu dilarang dibuka dengan alasan kerahasiaan. Kalau aparat resmi enggak bisa dibuka, ada apa?" kata Muzani.

Namun demikian, Muzani mengaku pihaknya tidak akan mendatangi Kemendagri untuk meminta penjelasan, lantaran kewenangan berada di KPU.

Sebelumnya, Komisioner KPU RI Viryan Azis menyebut ada 31 juta pemilih yang berpotensi belum masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Padahal, mereka sudah melakukan perekaman KTP elektronik.

“Ada potensi 31 juta pemilih sudah melakukan perekaman KTP elektronik, tetapi belum ada di DPT," tutur Viryan di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat, (5/10/2018).

Viryan menuturkan, angka tersebut diperoleh berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/17/22490701/sekjen-koalisi-prabowo-datangi-kpu-minta-penjelasan-31-juta-pemilih-yang

Terkini Lainnya

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke