"Seluruh masyarakat terutama yang berada di Donggala, Palu, dan sekitarnya agar tetap tenang tetapi juga tetap waspada," kata Jokowi di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9/2018) dini hari.
"Kita berharap ini segera bisa diselesaikan bersama-sama," tambah Presiden.
Presiden Jokowi pun menyampaikan dukacita mendalam atas bencana yang terjadi. Hingga saat ini, Kepala Negara juga masih terus memantau perkembangan terkini dari daerah terdampak gempa itu.
"Setiap menit, setiap jam, saya selalu mengikuti peristiwa yang terjadi dari sini. Saya berharap setelah mendapat penjelasan secara penuh baru menentukan rencana," kata Jokowi saat ditanya apakah akan berkunjung ke Sulteng.
Jokowi mengaku, ia sudah meminta Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto segera mengoordinasikan upaya tanggap darurat penanganan gempa.
Jokowi minta jajarannya memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penanganan darurat baik pencarian korban, evakuasi, dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan.
Menurut Jokowi, saat ini, para jajarannya itu sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi terdampak gempa dan tsunami. Jokowi berharap agar esok hari ia sudah mendapatkan informasi yang lebih detail mengenai kondisi di lapangan.
"Tadi saya sudah mendapatkan informasi dari Kepala BNPB meskipun informasi itu belum semuanya ada karena memang sulit untuk telepon ke sana. Tadi saya mencoba menghubungi gubernur sejak sore tadi juga tidak bisa sambung karena memang kelihatannya komunikasi terganggu," kata Jokowi.
Gempa yang melanda Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018), berkekuatan magnitudo 7,4. Gempa terjadi pada pukul 17.02.44 WIB atau 18.02.44 WITA.
Selain itu, gempa juga menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.
Tsunami diperkirakan sampai ke daratan pada pukul 17.22 WIB atau 18.22 WITA.
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/29/01220401/presiden-jokowi-imbau-warga-sulteng-tetap-tenang-dan-waspada