Salin Artikel

Akbar Tandjung: Hasil Survei Mengkhawatirkan Golkar

Sebab, berbagai survei menempatkan Golkar di peringkat ketiga, di bawah PDI-P dan Gerindra. Padahal, pada Pileg 2014 lalu, Golkar ada di posisi dua, hanya kalah dari PDI-P.

"Memang melihat beberapa survei yang terakhir ini memang tentu agak mengkhawatirkan kami," kata Akbar usai menghadiri acara bimbingan teknis caleg Golkar di Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Agustus 2018 misalnya, menunjukkan Partai Golkar terancam tak masuk peringkat dua besar pemenang Pemilu 2019 untuk pertama kalinya. Dari 1.200 responden, sebanyak 24,8 persen memilih PDI-P dan Gerindra sebesar 13,1 persen. Sedangkan Golkar sebesar 11,3 persen.

Akbar pun berharap hasil survei tersebut menjadi pelecut bagi seluruh kader Golkar untuk lebih bekerja keras di Pemilu 2019.

"Kami para senior juga akan turun membantu para caleg untuk perolehan suara," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.

Akbar juga mengakui bahwa turunnya elektabilitas Partai Golkar tak bisa dilepaskan dari kasus korupsi yang menjerat sejumlah elite partai tersebut, seperti mantan ketua umum partai Golkar Setya Novanto dan mantan sekjen Golkar Idrus Marham.

Oleh karena itu, ia akan meyakinkan publik bahwa kasus korupsi tersebut tak akan terulang.

"Kita bertekad, kita tidak akan mengulangi kembali peristiwa-perisriwa seperti itu. Kalau misalnya terjadi lagi peristiwa seperti itu, saya berpendapat, seharusnya golkar tidak ragu-ragu untuk memberikan sanksi, memberikan hukuman kepada mereka-mereka itu," kata Akbar.

https://nasional.kompas.com/read/2018/09/13/17320271/akbar-tandjung-hasil-survei-mengkhawatirkan-golkar

Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke