Namun Yasonna tidak mengungkapkan identitas sipir dan tempat lapas sipir yang terpapar paham terorisme tersebut.
"Ada kan kemarin yang baru ditangkap, sipir kami yang terduga teroris," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Sebenarnya, kata dia, lapas sudah memiliki berbagai prosedur ketat agar narapidana terorisme tak bisa langsung berkomunikasi dengan para sipir.
Selain itu, sipir-sipir khusus lapas terorisme juga sudah dilatih melalui berbagai penilaiaan dengan standar yang ketat.
Hal itu dilakukan agar para sipir tak dirasuki ideologi radikal dan terorisme oleh para narapidana terorisme.
"Sudah (ada pelatihan), jadi enggak boleh berkomunikasi. Antar makanan juga betul-betul kita buat standarnya dan orang yang kami tempatkan disitu sudah melalui assesment , petugasnya, kalapasnya, pengamananya," kata dia.
"Semua sudah pakai assesment untuk menempatkan orang-orang agar mereka tidak terpengaruh dan terpapar (paham terorisme)," sambung dia.
Sipir Palangkaraya
Sebelumnya diberitakan, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris di Jalan Rajawali Gang Rukun, Palangkaraya, Senin (13/8/2018).
Polisi mengamankan seorang pria bernisial L, yang dituding terduga teroris. Pria L sendiri adalah seorang sipir di Rumah Tahanan Kota Palangkaraya.
Aparat juga menyita barang bukti serbuk yang diduga bahan peledak serta barang lainnya dari rumah terduga teroris.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Densus 88 dibantu personel Polres Palangkaraya mendatangi rumah terduga teroris di Jalan Rajawali, Gang Rukun, Palangkaraya.
Petugas sempat mendobrak pintu rumah agar bisa masuk ke rumah terduga teroris.
Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul Siregar mengatakan, pihaknya tidak bisa menjelaskan secara lengkap proses setelah sekitar dua jam proses penggeledahan, polisi menyita beberapa barang bukti.
“Kita belum bisa memberikan keterangan pasti terkait dengan penggeledahan ini, karena Polres Palangkaraya hanya membantu Tim Densus 88 Antiteror. Setelah itu, baik seorang terduga teroris beserta barang bukti dibawa ke Makopolda Kalimantan Tengah," kata Timbul sesaat setelah selesai proses penggeledahan di rumah terduga teroris, Senin.
Penggeledahan tersebut menjadi perhatian masyarakat yang berada di sekitar rumah terduga teroris. Polisi menjaga ekstra ketat serta memasang garis polisi di jalan menuju rumah terduga teroris tersebut.
Polisi juga membawa tetangga yang berada di sekitar rumah terduga teroris untuk menjadi saksi saat Tim Densus 88 melaukan penggeledahan.
Rinaldi Simamora, warga yang tinggal bersebelahan dengan rumah terduga teroris L mengatakan, tetangganya berperilaku biasa saja. Tidak ada yang curiga dengan perilaku L.
“Saya sempat melihat ada ditemukan serbuk seperti serbuk karbit, beserta buku yang disita oleh polisi dari dalam rumah tetangga saya itu. Selanjutnya saya sudah tidak mengerti lagi, seperti apa," kata Rinaldi.
Pendapat serupa disampaikan Suyanto, tetangga terduga teroris lainnya. Menurutnya, tidak ada yang aneh dengan sikap L walau yang bersangkutan jarang keluar rumah.
Namun kata Suyanto, L jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Kalau lewat hanya bertegur sapa seperti biasa.
“Sepengetahuan saya bahwa bapak (L) itu merupakan seorang aparatur sipil negara, yang bertugas sebagai anggota pengamanan tahanan di Rumah Tahanan Kota Palangkaraya. Namun beberapa waktu belakangan, tetangga justru sudah jarang melihat yang bersangkutan menggunakan pakaian dinas," kata Suyatno.
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/16/18092071/menteri-yasonna-akui-ada-sipir-terduga-teroris-ditangkap