Suasana itu muncul saat Ketua DPR Bambang Soesatyo membacakan pantun sebagai penutup sidang tahunan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Dalam pantunnya, pria yang akrab disapa Bamsoet ini menyebut-nyebut pasangan bakal capres dan bakal cawapres yang diusung masing-masing partai.
Awalnya, Bamsoet membahas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam pantunnya. Ia menyinggung usia Ma'ruf yang tidak muda lagi sebagai cawapres.
Presiden Joko Widodo pun masih duduk di kursinya saat Bamsoet membacakan pantun itu.
"Pak Jokowi peka bencana, pergi ke Lombok nginap di tenda. Kiai Ma'ruf ibarat buah kelapa, Tidak muda tapi banyak sari patinya," ucap Bamsoet kala membacakan pantun pertamanya.
Para anggota DPR yang hadir pun tertawa mendengar pantun Bamsoet tersebut. Politisi Golkar itu lantas melanjutkan pantunnya.
Kali ini, di pantun kedua, Bamsoet menyinggung pasangan bakal capres dan bakal cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dalam pantunnya terssebut, Bamsoet membahas Sandiaga sebagai cawapres Prabowo yang tak disangka-sangka.
Pasalnya, nama Sandiaga baru muncul H-3 sebelum deklarasi pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Pak Prabowo Ketua Gerindra, sering terima tamu di Kertanegara. Publik mengira akan tunjuk ulama, ternyata wakilnya tak disangka," ujar Bamsoet yang kembali disambut tawa anggota DPR.
Saat ditanya alasan membacakan pantun tersebut, Bamsoet mengatakan hal itu spontan saja ia lakukan.
Bahkan, ia baru membuat pantun saat Presiden Jokowi selesai berpidato. Ia mengakui membacakan pantun itu agar suasana Pilpres 2019 tak melulu tegang.
"Saya serahkan makna pantun itu pada masing-masing untuk menerjemahkannya. Itu spontan saya tulis di meja," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/16/17551011/saat-ketua-dpr-membacakan-pantun-soal-pilpres-di-hadapan-presiden