"Setahu saya, pendaki di atas sudah hampir habis (turun)," katanya ke Kompas.com, Senin (30/7/2018).
Krisna bercerita, rata-rata kondisi para pendaki memprihatinkan. Fisik para pendaki sudah sangat drop.
"Kondisi lelah. Drop, Mas. Di pos 2 ada pendaki yang sesak nafas," kata dia.
Seperti diketahui, pada saat gempa Lombok terjadi di Minggu (29/7/2018) dilaporkan ada 826 pendaki Gunung Rinjani.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono. Sudiyono mengatakan, jumlah 826 pendaki itu terdiri dari wisatawan asing dan domestik.
Berdasarkan laporan sementara dari BTNGR Resor Senaru, sebanyak 115 pendaki asing sudah turun dan tiba di Senaru, Lombok Utara. Sementara laporan dari BTNGR Resor Sembalun, 150 pendaki itu adalah wisatawan asing dan nusantara.
Akibat gempa tersebut, satu pendaki asal Makassar bernama Ainul Taksim dilaporkan tewas. Korban mengalami luka berat di kepala. Namun tim Basarnas yang bekerja sama dengan TNI-Polri dan relawan hingga Senon sore belum berhasil mengevakuasinya.
"Jasad korban yang dari Makassar tadi masih belum dievakuasi mas," kata Herianto, salah satu pendaki asal Jombang, Jawa Timur, yang berhasil turun.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Nusa Tenggara Barat (NTB), menutup sementara jalur pendakian Gunung Rinjani karena terjadi longsor di atas pegunungan akibat gempa bumi magnitudo 6,4 pada Minggu.
Gempa bumi magnitudo 6,4 yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB, menyebabkan 14 orang tewas. Kondisi terparah dari gempa terdapat di Kabupaten Lombok Timur. Di Kabupaten Lombok Timur terdapat 10 orang meninggal dunia
Sebanyak 67 orang luka berat dan ratusan jiwa luka sedang dan luka ringan. Kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit rumah baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Hingga saat ini pendataan masih dilakukan.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/31/05150031/pendaki-rinjani--kondisi-drop-mas-di-pos-2-ada-yang-sesak-nafas-