Salin Artikel

Calonkan Yusuf Supendi, PDI-P Merasa Perlu Jembatan Komunikasi Nasionalisme dan Islam

Ia megatakan, Presiden pertama RI Sukarno dalam membangun bangsa selalu melibatkan semua golongan termasuk umat Islam.

"Kami melihat bahwa PDI-P memerlukan jembatan untuk mengkomunikasikan seluruh dialektika pemikiran Bung Karno untuk Bangsa dan Negara. (Nasionalisme) Bung Karno dan Islam ini yang kami nilai sebagai hal yang strategis," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Ia menambahkan, Yusuf telah mengkaji ideologi nasionalisme yang diusung PDI-P. Menurut Hasto, dalam kajian Yusuf, nasionalisme PDI-P juga mengandung spirit ke-Islaman.

Hal itu, kata Hasto, tertuang dalam ensiklopedi pemikiran Bung Karno dan Islam. Dengan demikian, tak ada yang perlu dipertentangkan antara nasionalisme dan Islam.

"Dan dalam dialog saya bertemu secara langsung itu beliau juga baru mengetahui bagaimana perjuangan Bung Karno dan Islam sebagaimana ada dalam Ensiklopedi Pemikiran Bung Karno dan Islam," papar Hasto.

Yusuf sebelumnya mengaku memilih PDI-P sebagai kendaraan politik karena merasa memiliki kecocokan.

"70 persen pendukung PDI-P itu umat Islam dan santri. Saya kan santri, jadi ketemu santri cocok," kata Yusuf saat mendampingi elite PDI-P mendaftarkan caleg ke Kantor Komisi Pemilihan Umum, Selasa (17/7/2018).

Yusuf yakin bisa merebut mayoritas suara masyarakat di daerah pemilihan V Jawa Barat yang meliputi kabupaten Bogor.

Ia berkaca pada pengalamannya saat menjadi caleg PKS pada 2004. Saat itu, ia berhasil meraih 85.000 suara dan lolos ke Senayan.

"Temen-temen juga bilang, saya tidak perlu kampanye. Tidak perlu jual visi misi. Tinggal ketemu, silaturahmi saja," kata dia.

Yusuf merupakan pendiri Partai Keadilan yang merupakan cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Yusuf juga pernah menjadi menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dari Fraksi PKS.

Namun pada 2010, Yusuf dipecat dari PKS. Saat itu dia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Syariah PKS.

Dalam bukunya yang berjudul, 'Yusuf Supendi Menggugat Elite PKS', ia mengaku dipecat karena dituduh mengganggu istri orang dan menyelewengkan dana sumbangan.

Yusuf membantah tuduhan itu dan menggugat PKS ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, namun ditolak oleh majelis hakim.

https://nasional.kompas.com/read/2018/07/19/10075551/calonkan-yusuf-supendi-pdi-p-merasa-perlu-jembatan-komunikasi-nasionalisme

Terkini Lainnya

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke