“Politik identitas itu harus diakui ada dan tidak usah dibayangkan hilang segera, tapi pertama kita imbau semua pihak jangan baper jangan bawa perasaan ,” ujar Jimly saat ditemui di Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2018).
“Saya rasa masih akan ada (politik identitas) cuma kita kelola aja jangan baper ya kenapa? Karena di Amerika saja masih ada,” kata Mantan Mahkamah Konstitusi tersebut.
Jimly berpendapat, ke depan tantangan akan lebih kompleks, rumit, dan dinamis yang perlu diwaspadai oleh semua pihak.
“Kita harus waspada jangan terlena karena banyak masalah, politik, ekonomi dalam jangka panjang bagus, tapi dalam jangka pendek menengah tidak boleh taken for granted, seakan-akan enggak ada masalah,” ujar Jimly.
Di sisi lain, Jimly meminta kepada semua tokoh apalagi pejabat publik jangan menggunakan politik identitas untuk kepentingan politik praktis.
“Itu (politik identitas) sebagai bahasa terbuka di depan publik, sebab semua pejabat publik itu jadi contoh, kemudian diikuti jadi kita seharusnya menggunakan isu-isu dengan bahasa kebangsaan,” kata dia.
Jimly mengatakan, pragmatisme politik demi kemenangan semata, tanpa memikirkan imbasnya terhadap keharmonisan sosio-kultural, adalah ancaman terbesar bagi persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/13/04040081/politik-identitas-akan-tetap-eksis-di-pemilu-2019-masyarakat-jangan-mudah