Oleh karena itu, ia mempersilakan pihak yang mengusulkan pembentukan poros ketiga namun tak ingin bergabung.
"Kami hargai kalau ada yang punya pikiran-pikiran berbeda ya namanya di dalam Pilpres ini. Tentu ingin yang terbaik itu kami hargai. Saya memang sampai hari ini masih berpendapat kemungkinan dua," kata Zul, sapaannya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Ia mengatakan hingga saat ini belum ada partai yang memenuhi syarat untuk membentuk poros ketiga lantaran koalisi sudah terkonsentrasi ke kubu Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Ia menambahkan dua partai besar yang menjadi penentu sudah bergabung menjadi satu yakni PDI-P dan Golkar. Dengan bergabungnya dua partai itu Zulkifli memprediksi poros ketiga sulit terbentuk.
Saat ditanya kemungkinan menang bagi pihak penantang petahana jika Pilpres hanya diikuti dua poros, Zul menjawab hal itu merupakan konsekuensi dari implementasi presidential threshold.
Dengan adanya presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional, maka pembentukan koalisi Pilpres akan sulit.
"Ini bukan sulit atau tidak, ini hanya syarat. Dulu saya maunya 0 persen. Kalau 0 persen kan tidak tiga, bisa lima pasangan, bisa empat. Tapi kan syaratnya sudah menjadi undang-undang itu 20 persen," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/10/20481501/pan-belum-pikirkan-opsi-poros-ketiga