Perjanjian itu mengakhiri kedaulatan Kesultanan Ternate sebagai kerajaan.
Kerajaan Ternate
Sebagai penghasil rempah-rempah, Maluku banyak dilirik oleh pedagang dunia.
Namun, semakin meningkatnya aktivitas perdagangan menjadi ancaman tersendiri.
Kemudian, dibentuklah sebuah kerajaan Ternate yang dipimpin oleh seseorang disebut Momole.
Setelah terbentuk kerajaan, raja tersebut dikenal dengan Kolano.
Kolano daerah Ternate adalah Baab Mashur Malamo yang bertanggung jawab terhadap Ternate. Pertengahan abad 15, Islam menyebar di Ternate.
Gelar untuk pemimpin pun memakai gelar sultan sebagai pemimpin kerajaan.
Kesultanan Ternate akhirnya tumbuh dengan maju dan mampu mengelola rempah-rempahnya dengan baik.
Pada 1512, Portugis datang dan mendirikan pos-pos dagang. Saat itu, Portugis memanfaatkan situasi dengan menjalankan politik adu domba ketika Sultan Bayanullah meninggal.
Salah satu anak Sultan Bayanullah yang mendapat bantuan Portugis terbunuh.
Keperkasaan Portugis lenyap ketika Sultan Baabullah menggempur pos-pos dagangnya pada 1575.
Di bawah kepemimpinan Baabullah, Ternate menguasai 72 pulau dan berada di puncak masa kejayaan.
Belanda datang
Ketika Sultan Baabullah meninggal, Portugis dan Spanyol ingin menguasai Maluku.
Setelah berulang kali mengalami kekalahan, Kesultanan Ternate meminta bantuan pihak asing. Pada 1603, Belanda membantu Ternate.
Hingga akhirnya Belanda bisa menguasai dan memonopoli rempah-rempah di Maluku. Kala itu, rakyat Ternate menunjukkan ketidakpuasannya.
Rakyat Ternate melakukan perlawanan dan pemberontahan. Hingga abad 17, setidaknya terjadi 4 pemberontakan yang dikobarkan bangsawan Ternate dan rakyat Maluku.
Namun, pengaruh Belanda sangat kuat dan leluasa untuk mengeluarkan peraturan. Pada masa pemerintahan Sultan Sibori, rakyat melakukan serangan terhadap Belanda.
Pada 7 Juli 1683, Sultan Sibori terpaksa menandatangani perjanjian yang mengakibatkan Ternate masuk sebagai kerajaan vasal Belanda.
Dengan ini, kedaulatan dan keperkasaan Kerajaan Ternate tidak leluasa lagi dan masuk dalam cengkeraman Belanda.
Belanda mempunyai kewenangan lebih besar terhadap daerah vasal yang dikuasainya.
Meski kehilangan kekuasaan, Sultan Ternate tetap berjuang dan mencoba keluar dari lingkaran Belanda.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/07/20130041/hari-ini-dalam-sejarah--7-juli-1683-kesultanan-ternate-jadi-kerajaan-vasal