Salin Artikel

Polisi Terbunuh di Papua, Wiranto Tegaskan Akan Tindak Tegas Kelompok Bersenjata

"Menurut kamu, bagaimana kalau ada gerombolan pengacau kriminal bersenjata membunuh polisi, itu diapain? Ya tindak tegas. Tidak perlu dijelaskan lagi. Semua sudah tahu tindak tegas itu bagaimana," ujar Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Nomor 15, Jakarta Pusat, Senin (2/7/2018).

Menurut Wiranto, apabila negara melalui aparat kepolisian membiarkan aksi seperti itu, maka kelompok bersenjata tersebut akan semakin seenaknya.

"Namanya gerombolan kriminalitas bersenjata di negara hukum, lalu bunuhi petugas seenaknya, kalau itu enggak dilawan, diselesaikan, ya bagaimana kita sebagai negara hukum?" lanjut dia.

Wiranto juga menekankan, apabila penindakan kelompok bersenjata itu hingga menimbulkan korban jiwa ia meminta masyarakat tidak membuat gaduh.

Apalagi sampai mempolitisasi peristiwa tersebut sehingga seolah-olah aparat keamanan melakukan pelanggaran HAM.

"Kalau dalam menyelesaikan seperti itu, ada yang terbunuh, ya tentunya masyarakat jangan sampai melakukan hal-hal yang justru membuat suasana jadi gaduh. Artinya, ayo kita fair lah. Jangan itu dijadikan instrumen politik untuk membuat gaduh masyarakat," lanjut dia.

Sebelumnya, speedboat yang membawa surat suara pencoblosan pilkada ditembak oleh kelompok bersenjata di Distrik Torere, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada Rabu (27/6/2016) sekitar pukul 16.00 WIT.

Empat orang menjadi korban akibat serangan itu. Namun, baru seorang anggota Polri bernama Brigadir Sinton Kabarek yang jasadnya ditemukan.

Sementara, tiga lainnya belum. Tiga orang itu, yakni seorang kepala distrik, seorang personel Polri dan seorang pendeta.

https://nasional.kompas.com/read/2018/07/02/21113291/polisi-terbunuh-di-papua-wiranto-tegaskan-akan-tindak-tegas-kelompok

Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke