Hal itu disampaikan Saiful berkaca pada hasil hitung cepat Pilkada 2018.
Ia mengatakan, di empat provinsi itu kekuatan partai oposisi meningkat. Hal itu terlihat dari hasil hitung cepat yang menunjukkan besarnya perolehan suara kandidat yang diusung oposisi.
Di Jawa Barat, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung Gerindra, PKS, dan PAN, berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas, mampu meraup 29,53 persen.
Jumlah itu tak berbeda jauh dari pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang sementara dinyatakan unggul dengan perolehan suara 32,54 persen.
"Di sana (Jawa Barat), Pak Jokowi sudah mengalami penurunan dibanding Prabowo (dalam exit poll SMRC)," kata Saiful dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (28/6/2018).
Ia menduga hal yang sama terjadi di Sumatera Utara. Sebab, berdasarkan hitung cepat SMRC, pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus yang diusung PDI-P hanya memperoleh 41,19 persen.
Hasil itu masih kalah dari suara pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah sebesar 58,81 persen yang diusung PKS, Gerindra, Golkar, Nasdem, dan PAN
"Dugaan saya di Sumatera Utara juga begitu. Jawa Timur agak lain persoalannya karena di sana persaingannya NU dengan NU. Bagi Jokowi keduanya no problem," kata Saiful.
"Yang krusial (untuk Jokowi) Jawa Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/29/13331671/pengamat-jokowi-harus-waspada-di-4-provinsi