"Situasi saat ini menuntut kita memiliki daya kritis untuk memilah antara berita palsu atau bohong dengan berita sebenarnya. Tentang berita yang secara murni diberitakan atau berita yang disampaikan untuk membentuk opini bagi kepentingan politik tertentu," ujar Sekretaris Jenderal PGI Gomar Gultom dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (21/6/2018).
PGI mengingatkan bahwa selama Pilkada, publik akan dibanjiri dengan berbagai informasi, baik positif maupun negatif, melalui media sosial maupun media massa.
Menurut Gomar, harus disadari bahwa para kandidat dan pendukung bisa saja dengan sengaja memproduksi informasi palsu atau hoaks sebagai bagian dari kampanye.
Belum lagi media yang jelas memiliki afiliasi kepada kepentingan politik tertentu. Menurut Gomar, perlu kejelian dan kejernihan berpikir untuk memilah yang fakta dan yang fiksi, yang berdimensi pada kepentingan politik praktis.
"Merespon penyalahgunaan pemberitaan media massa dan media sosial, umat kristiani ditantang untuk membaca dan menggunakan media secara cerdas dan bijak," kata Gomar.
Salah satu aspek negatif yang dikhawatirkan terjadi selama Pilkada adalah politisasi suku, agama dan ras (SARA). Instrumen SARA sering disalahgunakan untuk mendapatkan simpatik dan dukungan pemilih.
Namun, pada saat yang sama menimbulkan kebencian dan semakin memecah belah masyarakat.
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/22/05000041/jelang-pilkada-pgi-imbau-umat-kristen-bijak-gunakan-media-sosial