Sementara korban yang masih dalam pencarian sebanyak 39 orang.
Menurut Arif, data korban hilang tersebut didapatkan dari keterangan para penumpang yang selamat.
Ia menjelaskan, Kemenhub telah menerjunkan tim tambahan sebanyak 15 orang untuk mendukung proses pencarian.
"Penyelam tambahannya 15 orang, dari SAR sama dari TNI berangkat tadi pagi dari (Bandara) Halim. Tim masih terus bekerja untuk mencari yang hilang," kata Arif di Posko Nasional Angkutan Mudik Lebaran Kemenhub, Jakarta, Selasa (19/6/2018) siang.
Arif menuturkan, Kemenhub masih menduga penyebab tenggelamnya kapal tersebut akibat cuaca buruk. Ia memastikan bahwa kapal tersebut diperuntukkan mengangkut penumpang.
"Sampai saat ini diperkirakan itu cuaca ya. Gelombangnya tinggi. Tapi tentu ini masih proses investigasi awal. Itu kan kapal emang angkut penumpang, nyebrangin dari satu titik ke titik lain di wilayah Danau Toba itu," kata dia.
Menurut Arif, kapal tersebut juga telah disertifikasi oleh Dinas Perhubungan setempat. Sertifikat kelaikan kapal tersebut masih berlaku hingga April 2019.
"Ya kan dalam proses pengawasan, kami dari pusat masih dalam proses investigasi. Sertifikatnya tapi masih berlaku sampai 2 April 2019," kata dia.
Sebelumnya data dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut, KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.30 WIB.
Kapal berangkat dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Di tengah perjalanan, kapal yang mengangkut sekitar puluhan orang itu diduga tenggelam akibat cuaca buruk.
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/19/14130451/insiden-km-sinar-bangun-kemenhub-terjunkan-tim-tambahan-cari-39-korban