Salin Artikel

Hari Ini 150 Tahun Lalu, Perjalanan Perdana Kereta Api di Pulau Jawa

Pembangunan rel ini berlangsung selama 4 tahun setelah dimulai pada 17 Juni 1864. Pada tanggal ini, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sloet Van Beele melakukan seremoni pembangunan rel kereta api pertama kali.

Jalur rel ini nantinya menghubungkan Ibu Kota Jawa Tengah, Semarang, dengan Surakarta. 

Pembangunan rel kereta api diprakarsai perusahaan kereta api "Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij" (NIS) yang pada waktu itu dipimpin oleh J.P de Bordes.

Saat pertama beroperasi, penarikan kereta menggunakan lokomotif dengan menggunakan bahan bakar kayu.

Ketika kereta mulai berjalan, keluar asap tebal dan menyebabkan kotor pada para penumpangnya.

Dilansir dari Harian Kompas, 17 Juni 1976, disebutkan bahwa setelah membuka jalur rel di Semarang, NIS juga membuka rute-rute lain di Jawa.

Akhirnya, setelah bersusah payah membuka jalur, hampir seluruh pelosok Pulau Jawa bisa terhubung melalui kereta.

Pada 1943, lokomotif penarik kereta api di Indonesia berjumlah 1.314 buah.

Saat itu, peningkatan pertumbuhan sekitar 17 lokomotif setiap tahunnya.

Pada era selanjutnya, penggunaan lokomotif dinilai kurang eifisien.

Hal ini karena dalam pengoperasiannya memerlukan kayu jati sebagai bahan bakar pemanas dan memerlukan waktu lama untuk menyalakan api.

Setelah api menyala, lokomotif baru bisa bekerja menarik gerbong.

Sejak 1925, mulai diperkenalkan jenis lokomotif listrik agar penggunaan dan pengoperasiannya lebih efisien.

Tekonologi kereta listrik ini menggunakan lokomotif listrik seperti ESS 3201. Untuk pengoperasiannya, di wilayah Jakarta.

Perusahaan yang mengelola perkeretaapian ini adalah Electrische Staats Spoorwegen (ESS)

Pada 1958, muncul juga lokomotif jenis diesel. Inovasi ini ditengarai kebutuhan dan efisiensi dari penggunaan bahan bakar.

Mesin diesel disinyalir lebih mudah dalam perawatannya.

Perkembangan jalur kereta api di Jawa

Perkembangan kereta api di Pulau Jawa tidak bisa lepas dari perusahaan swasta yaitu Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappj (NIS).

Setelah beroperasinya rute awal dari Semarang menuju Tanggung, pada 10 Februari 1870 dibukalah jalur sampai ke Solo.

Dari Solo, pembangunan rute kereta juga sampai ke Yogyakarta.

Pada 21 Mei 1873, jalur dari Semarang-Surakarta-Yogyakarta diresmikan. Tepat pada tahun itu pula selesai jalur Batavia-Buitenzorg.

Kesulitan dalam hal finansial untuk membangun jalur kereta api membuat pemerintah terpaksa turun tangan.

Pemerintah kemudian mendirikan perusahaan Staat Spoorwagen (SS).

Jalur utama yang didirikan SS melintang antara Surabaya-Pasuruan dengan panjang 115 kilometer yang diresmikan pada 16 Mei 1878.

Setelah NIS dan SS, muncullah perusahaan kereta api swasta lainnya.

Kemunculan perusahaan lain karena melihat keuntungan yang tinggi dalam bidang perkeretaapian. 

Pada 1867, baru 25 kilometer rel yang dibuka. Kemudian, pada 1870 berkembang menjadi 110 kilometer. Sementara, pada 1900 tercatat 3.338 kilometer.

Perkembangan jalur kereta api di Sumatera

Selain perkembangan jalur kereta api di Jawa, di Sumatera juga mulai dikembangkan.

Rel kereta pertama kali di Sumatera Utara dibangun oleh Perusahaan Kereta Api Swasta Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Pada 1883, berhasil menghubungkan Medan dengan Labuan dengan jarak 21 kilometer.

Jalur itu merupakan cikal bakal kereta api Medan-Belawan.

Sementara, di Sumatera Barat, pembangunan rel pertama kali adalah untuk akses pada jalur perkebunan.

Jalur ini digunakan untuk mendistribusikan kopi dari daerah pedalaman ke pusat perdagangan di Padang.

Setelah untuk akses perkebunan, Pemerintah Hindia Belanda juga menambah jalur tambang di daerah Sawah Lunto.

Namun, jalur ini akan menghabiskan biaya yang sangat besar untuk pembuatan sedikitnya 32 terowongan.

Sedangkan biaya yang disediakan oleh Pemerintah Hindia Belanda 5½ juta Gulden.

Perkembangan kereta api di Sumatra Barat dapat dikatakan sejak pembangunan jalur kereta api oleh Perusahaan Kereta Api Negara Sumatra Staats Spoorwegen (SSS).

Pembangunan tersebut dimulai dari Teluk Bayur ke Sawahlunto yang dimulai dari Stasiun Pulo Aer ke Stasiun Padang Panjang sepanjang 17 km, jalur kereta api ini dibuka pada 1 Juli 1891.

Pada perkembangannya, di daerah Sumatera Barat berhasil dibuka jalur kereta sekitar 240 km.

Industri kereta api dari tahun ke tahun

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, kereta api yang dikuasai oleh Jepang akhirnya mulai direbut kembali oleh pihak Indonesia.

Karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) yang mempelopori pengambil alih kekuasaan tersebut.

Pada 28 September 1945, dibentuklah Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).

Setelah itu, berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) tahun 1963.

Pada era PNKA, ada operator lain seperti Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) yang masih independen sehingga kereta api di Indonesia hanya memiliki satu operator.

Setelah itu, pada 15 September 1971, PNKA berubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Pada era PJKA, lokomotif listrik dan diesel masih didatangkan.

Terbukti, pada 1980-an kebanyakan masih menggunakan lokomotif listrik-diesel.

Setelah 20 tahun, pada 2 Januari 1991 berubah lagi menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).

Perubahan kembali terjadi tahun 1999 menjadi PT Kereta Api (Persero).

Pada 2010, PT Kereta Api berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (KAI). Industri perkeretaapian bertransformasi menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/06/17/09000061/hari-ini-150-tahun-lalu-perjalanan-perdana-kereta-api-di-pulau-jawa

Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke