Salin Artikel

Hukum dan Politik Sebabkan Peringkat Kebebasan Pers Indonesia Stagnan

Peringkat tersebut disusun oleh lembaga internasional Reporters Without Borders (RSF). Secara keseluruhan pun, situasi kebebasan pers dunia pada tahun ini kurang menggembirakan bagi jurnalis dan pekerja media pada umumnya.

Ketua Umum AJI, Abdul Manan menyebut, faktor penting yang diduga membuat peringkat kebebasan pers Indonesia stagnan adalah iklim hukum, politik, dan ekonomi yang kurang mendukung kebebasan pers.

"Iklim hukum antara lain karena masih ada sejumlah regulasi yang mengancam kemerdekaan pers, seperti Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)," kata Abdul dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Adapun faktor politik juga memengaruhi kebebasan pers di Tanah Air. Faktor yang dimaksud adalah masih tingginya kasus kekerasan terhadap jurnalis.

Data AJI mencatat, ada 75 kasus kekerasan terhadap jurnalis selama periode Mei 2017 hingga Mei 2018. Rinciannya adalah 56 kasus di kota atau kabupaten dan 25 kasus di provinsi.

Dari sisi ekonomi, bias partisan muncul lantaran alasan ekonomi media. Sebab, iklan, khususnya kampanye selama masa pemilihan umum, merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi media.

Selain itu, AJI juga menyoroti gaji terhadap jurnalis yang relatif kecil. Ini membuat jurnalis kerap berpikir lebih dari dua kali untuk menulis berita, apalagi yang dianggap membahayakan dirinya.

Peringkat kebebasan pers yang disusun RSF mencakup 180 negara. Situasi kebebasan pers diukur antara lain berdasarkan evaluasi pluralisme, independensi media, kualitas bingkai kerja, serta keamanan bagi jurnalis di setiap negara.

Pada tahun 2016, peringkat kebebasan pers Indonesia pada posisi 130 dan tahun 2015 pada posisi 138. Adapun pada tahun 2014, peringkat Indonesia adalah 132.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/03/12150791/hukum-dan-politik-sebabkan-peringkat-kebebasan-pers-indonesia-stagnan

Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke