Ajang ini merupakan pesta olahraga multibangsa terbesar kedua di dunia setelah Olimpiade, dengan melibatkan 45 negara dan ribuan atlet.
Anggaran yang dikucurkan untuk persiapan Asian Games 2018 mencapai kira-kira Rp 30 triliun. Anggaran tersebut meliputi biaya penyelenggaraan, pembangunan infrastruktur, dan sarana transportasi pendukung Asian Games 2018.
Rinciannya, biaya untuk infrastruktur mencapai hampir Rp 7 triliun, biaya perbaikan fasilitas di Palembang dan Jakarta hampir Rp 3 triliun, sehingga totalnya Rp 10 triliun.
Anggaran juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur jangka panjang, yakni sarana transportasi di Palembang mencapai Rp 7 triliun dan di Jakarta Rp 10 triliun. Selain itu, ditambah biaya untuk lain-lain, maka total biaya mencapai Rp 30 triliun.
Secara keseluruhan, ada 76 venue alias fasilitas olahraga dan 14 non-venue yang disiapkan. Venue itu akan digunakan untuk kompetisi dan latihan, adapun yang non-venue di antaranya berupa wisma atlet.
Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) Erick Thohir mengaku pihaknya telah berdiskusi dengan pemerintah terkait hal ini, yakni dengan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani.
Diskusi tersebut terkait jangan sampai venue-venue yang telah dibangun malah menjadi "menara gading" pasca-Asian Games 2018.
"Itulah mengapa diciptakan ruang-ruang publik, termasuk di GBK (Gelora Bung Karno)," kata Erick di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Ia pun mengharapkan agar panitia pasca-Asian Games 2018 dapat terbentuk. Dengan demikian, panitia ini bisa mengembangkan kesempatan pemanfaatan beragam fasilitas yang telah dibangun untuk Asian Games 2018.
Erick juga menyatakan, pada 2023 nanti, Indonesia bakal menjadi tuan rumah kejuaraan dunia bola basket. Ia berharap, cabang-cabang olahraga lainnya bisa menangkap peluang yang sama.
Pengalaman Jakabaring
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Nurdin menyatakan, pihaknya tak khawatir dengan masa depan Jakabaring Sport City pasca-Asian Games 2018. Sebab, belajar dari penyelenggaraan SEA Games pada 2011 lalu, arena olahraga tersebut pun menjadi tuan rumah pesta olahraga multibangsa lainnya.
"Kami berpengalaman, sejak PON 2004, Sea Games 2011, dan sejak 2011-2017, 42 kali event olahraga internasional diselenggarakan di Jakabaring," ucap Alex pada kesempatan yang sama.
Alex pun memiliki sejumlah cita-cita besar terkait pemanfaatan Jakabaring Sport City. Ia ingin agar arena tersebut dapat menjadi tuan rumah Piala Dunia, atau bahkan Olimpiade.
Dalam kesempatan terpisah, beberapa waktu lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro menyatakan, untuk mencegah dampak negatif terkait pemeliharaan dan penggunaan venue selepas Asian Games 2018, perlu upaya peningkatan aktivitas atau event olahraga.
Ini sebagai bagian desain besar peningkatan prestasi olahraga Indonesia, peningkatan kepedulian masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga, dan pemanfaatan venue olahraga untuk aktivitas lain di luar olahraga, misalnya MICE (meeting, incentives, conference, and exhibition).
Bambang menyebut, contoh sukses pemanfaatan venue olahraga pasca-event adalah seperti yang ditunjukkan Palembang setelah penyelenggaraan SEA Games 2011.
"Pemda Palembang membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakabaring Sport City," tutur Bambang.
BUMD itu bertugas mengelola aset keolahragaan di Jakabaring secara profesional, sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik untuk event olahraga nasional dan internasional, maupun untuk digunakan masyarakat umum.
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/03/06505891/agar-infrastruktur-tak-disia-siakan-usai-asian-games-2018