"Makin banyaknya tindakan kriminal di taksi online, sebaiknya pemerintah menutup sementara aplikator taksi online yang bermasalah," kata Djoko kepada Kompas.com, Minggu (29/4/2018)
Ia berharap para aplikator bisa menunjukkan cara bagaimana memberikan perlindungan kepada sopir dan penggunanya dari upaya tindak kriminal. Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi kejadian serupa.
Seperti kasus penyekapan, perampokan dan upaya pemerkosaan yang terjadi pada seorang penumpang taksi online di Tambora, Jakarta Barat. Selain itu, ada pula penemuan sopir taksi online dengan kondisi meninggal dunia dengan luka-luka di Bogor, Jawa Barat.
"Kalau dia (pelaku kejahatan) berbuat lagi, apa jaminan terhadap penumpang? Karena ini udah membahayakan nyawa dan ancaman fisik. Pemerintah harus berani (menutup sementara)," katanya.
Berkaca dari kasis tersebut, Djoko menginginkan konsumen lebih berhati-hati dalam memilik transportasi online dan mengedepankan keselamatan.
"Penumpang jangan asal pilih tarif murah, tapi jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan tidak diberikan (oleh aplikator)," tambahnya.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/29/14241011/pengamat-pemerintah-harus-menutup-sementara-aplikator-taksi-online-yang