Salin Artikel

Cerita Alumni 212 hingga Bertemu Empat Mata dengan Jokowi...

Saat itu, Tim 11 melakukan rapat agar rencana kepulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pada 21 Februari 2018 berlangsung dengan aman dan lancar.

Dalam rapat itu, Tim 11 menyepakati perlunya melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi untuk memberikan klarifikasi dan informasi akurat terkait kriminalisasi ulama dan aktivis 212.

"Pada saat itu mendapat persetujuan Habib Rizieq di Mekkah, kami laporkan untuk bisa menemui Bapak Presiden," ujar Usamah dalam konferensi pers di Restoran Larazeta, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Menurut dia, sebagai Ketua Persaudaraan Muslimin Indonesia, Usamah juga pernah ikut dalam beberapa kali pertemuan ulama dengan Presiden Jokowi. Sehingga, ia juga berupaya meningkatkan silaturahim dengan Presiden.

Namun, rencana pertemuan itu gagal. Tim 11 tak kunjung mendapatkan kabar dari Istana Kepresidenan. Hingga kemudian, pada 14 April 2018, pihak Istana Kepresidenan meminta Usamah untuk bertemu dengan Presiden Jokowi.

Usamah mengaku bahwa pertemuan itu berlangsung pada sore hari, pada 19 April 2018 secara empat mata.

"Pak Presiden menanyakan, materinya apa? 'Tunggal, Pak Presiden, selain silaturahim dan bagaimana agar kriminalisasi ulama segera dihentikan'," kata dia.

Dalam pertemuan empat mata itu, Usamah menekankan kepada Presiden bahwa agenda pertemuan nanti menjadi penting untuk menghindari miskomunikasi ulama dan aktivis 212 dengan Presiden.

Ia pun juga berharap agar Presiden Jokowi bisa menghentikan aparat hukum untuk melakukan kriminalisasi.

"Karena penanggungjawabnya (atas aparat hukum) Presiden. Oleh sebab itu, harus ada political will terkait masalah kriminalisasi ini," ujar Usamah.

Setelah pertemuan personal itu selesai, kata dia, Presiden mendiskusikan terlebih dulu dengan sebuah tim kecil. Malamnya, Usamah menerima konfirmasi dari Istana bahwa pertemuan akan dilakukan pada Minggu (22/4/2018) di Istana Bogor.

"Tadinya kami ingin shalat Subuh berjemaah tapi ternyata Presiden ada agenda. Maka shalat Dzuhur berjemaah. Jadi sebenarnya tidak ada yang mengundang atau diundang, kesepakatan saja," kata Usamah.

Di sisi lain, Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Yusuf Martak mengungkapkan, pertemuan itu juga membahas adanya ketidakadilan dalam proses hukum terhadap para ulama dan aktivis 212.

"Sedangkan laporan yang dibuat oleh para ulama dan aktivis kami terkait penistaan dan pelecehan agama maupun ulama tidak ada satu proses yang akurat, bahkan cenderung mengulur-ulur. Itulah yang kami sampaikan kemarin di Istana," kata Yusuf.

Dalam pertemuan itu, para tamu yang hadir tidak diperkenankan membawa alat komunikasi.

Sementara itu, kata dia, Presiden Jokowi juga meminta seorang fotografer untuk menghentikan proses dokumentasi agar pembicaraan berlangsung kondusif.

Selain itu, tidak ada wartawan Istana Kepresidenan yang meliput pertemuan tersebut. Sehingga pertemuan terkesan dilakukan secara tertutup.

Tim 11 masih menunggu keputusan Presiden Jokowi terkait pembahasan tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/25/19085991/cerita-alumni-212-hingga-bertemu-empat-mata-dengan-jokowi

Terkini Lainnya

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke