Banyak yang tidak setuju apabila Jokowi berapasangan dengan rivalnya pada pilpres 2014 itu.
Kendati demikian, tidak sedikit juga yang setuju dengan duet kedua tokoh tersebut.
Survei Kompas menunjukkan, apabila pilpres digelar saat ini, responden yang memilih Jokowi 55,9 persen.
Dari jumlah tersebut, mereka yang menyatakan menolak duet Jokowi-Prabowo mencapai 49,9 persen.
Sementara pemilih Jokowi yang mendukung duet tersebut 42,1 persen.
"Kombinasi ini masih ditanggapi pro dan kontra. Hasil survei menunjukkan, mereka yang mendukung dan resisten sebanding pada kedua barisan pendukung," kata peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, seperti dikutip dari harian Kompas, Selasa (24/4/2018).
Meski masih pro dan kontra, nama Prabowo nyatanya cukup banyak dipilih responden sebagai cawapres Jokowi.
Prabowo berada di urutan kedua dengan dipilih 8,8 persen responden.
Prabowo di bawah Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan 15,7 persen responden.
Sejauh ini, Prabowo sebenarnya sudah menyatakan kesiapannya menerima mandat Partai Gerindra dan kembali maju sebagai capres 2019.
Namun, ada juga kabar bahwa pihak Jokowi dan Prabowo masih menjajaki kemungkinan berduet bersama.
"Kombinasi Jokowi-Prabowo merupakan pilihan unik, suatu peleburan dikotomi. Pertimbangannya tidak hanya sekadar tingginya peluang kemenangan. Kombinasi Jokowi-Prabowo juga dipandang berpotensi mengeliminasikan persaingan kedua sosok itu," kata Bestian.
Survei tatap muka ini dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.
Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun. Responden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia dan jumlahnya ditentukan secara proporsional.
Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Wacana Jokowi berduet dengan Prabowo diungkap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy.
Politisi yang akrab disap Romi itu mengatakan, Jokowi pernah dua kali melakukan penjajakan dengan Prabowo.
"Bulan November, Pak Jokowi dan Pak Prabowo dua kali bertemu. Tahun 2017. Di situ ada semacam keinginan. Kalau melihat kalimatnya, bisa jadi Pak Jokowi yang berinisiatif. Kenapa saya tahu? Karena waktu itu Pak Jokowi menanyakan kepada saya," kata Romi di sela Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama PPP di Hotel Patra, Semarang, Jumat (13/4/2018).
Romi mengatakan, Jokowi menanyakan pendapatnya jika ia menggandeng Prabowo sebagai cawapres pada Pilpres 2019.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/24/10161881/survei-kompas-pemilih-jokowi-terbelah-tanggapi-duet-jokowi-prabowo